LONDON, KOMPAS.TV - Badan Keamanan Rusia diklaim sudah tahu bakal ada ancaman ISIS beberapa hari sebelum serangan teroris di gedung konser Balai Kota Crocus, Moskow.
Serangan teroris ke Balai Kota Crocus, terjadi pada pekan lalu yang membunuh sekitar 143 orang, Jumat (22/3/2024).
Kelompok militan ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan yang disebut paling berdarah dan mematikan di Rusia dalam sedekade terakhir.
Baca Juga: Remaja 15 Tahun Selamatkan Banyak Orang Saat Serangan Teroris di Moskow, Ini Sosoknya
Hal tersebut diungkapkan dokumen intelijen Rusia yang dimiliki oleh organisasi investigasi yang berbasis di Inggris.
Menurut Dosier Center yang berbasis di London tersebut, dokumen tersebut menunjukkan warga Tajikistan yang teradilikasi di ISIS-K telah terlibat.
Dosier Center merupakan kelompok investigasi Rusia yang didukung Mikhail Khodorkovsky, seorang mantan miliuner minyak Rusia yang diasingkan dan berubah menjadi pengkritik Kremlin.
Sebelumnya mereka telah menggali rincian tentang Presiden Rusia Vladimir Putin dan rezimnya, sering kali menggunakan dokumen dan kebocoran dari dalam pemerintah Rusia.
“Beberapa hari sebelum serangan teroris, anggota dari Dewan Keamanan menerima peringatan bahwa warga Tajik akan digunakan untuk serangan teroris di wilayah Rusia,” laporan dari Dosier Center dikutip dari CNN.
“Bahkan sebelum serangan di Balai Kota Crocus, sebuah sumber dari badan intelijen mengatakan kepada Dossier Center,” ujarnya.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.