RAFAH, KOMPAS.TV - Hamas menolak usulan terbaru yang diajukan oleh mediator internasional untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera, sementara Israel mengutuk resolusi Dewan Keamanan PBB dan menegaskan akan terus menyerang Gaza hingga tujuan tercapai.
Saat perang di Gaza memasuki bulan keenam, masing-masing pihak terus ngotot bahwa konsep kemenangan versi mereka sendiri sudah dalam jangkauan, dan pada Senin malam mereka menolak upaya internasional terbaru untuk menghentikan pertumpahan darah.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel dapat mencapai tujuannya membubarkan Hamas dan mengembalikan puluhan sandera jika meluaskan serangan daratnya ke kota selatan Rafah, tempat lebih dari setengah populasi Gaza mencari perlindungan, banyak di antaranya di kamp tenda yang ramai.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berada di Washington, Amerika Serikat (AS) dalam perjalanan terpisah. Namun, dia akan bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada hari Selasa. Sehari sebelumnya, Gallant berjanji melanjutkan serangan sampai tujuan Israel tercapai.
"Kami akan beroperasi melawan Hamas di mana pun, termasuk di tempat-tempat di mana kami belum berada," katanya. "Kami tidak memiliki hak moral untuk menghentikan perang ketika masih ada sandera yang ditahan di Gaza."
Hamas menyatakan akan mempertahankan sandera sampai Israel menyetujui gencatan senjata yang lebih permanen, menarik pasukannya dari Gaza, dan membebaskan ratusan tahanan Palestina, termasuk tokoh-tokoh kunci Palestina.
Hamas Senin malam mengatakan mereka menolak usulan terbaru yang tidak memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut, yang jika terpenuhi, akan memungkinkan mereka untuk mengeklaim kemenangan yang sangat mahal.
Baca Juga: Menhan Israel -AS Tetap Bertemu Walau Netanyahu Batalkan Seluruh Kunjungan Pejabat
Belum terlihat tanda-tanda akhir dari perang ini, yang telah menewaskan lebih dari 32.000 warga Palestina. Serangan Israel telah menghancurkan sebagian besar Jalur Gaza, mengungsikan sebagian besar penduduknya, dan mendorong sepertiga dari populasi 2,3 juta jiwa ke ambang kelaparan.
Serangan Israel pada Senin malam terhadap sebuah gedung permukiman di Rafah menewaskan setidaknya 16 orang dari tiga keluarga Arab Palestina, termasuk sembilan anak-anak dan empat perempuan, menurut catatan rumah sakit dan kerabat yang meninggal. Seorang reporter Associated Press melihat jenazah-jenazah tersebut tiba di rumah sakit.
Pada Senin, Dewan Keamanan PBB akhirnya berhasil mengeluarkan resolusi yang menuntut gencatan senjata saat AS memutuskan tidak memveto, membuat Israel marah dalam eskalasi besar-besaran ketegangan antara dua sekutu dekat tersebut. Resolusi menyerukan pembebasan semua sandera yang ditahan di Gaza tetapi tidak mengaitkan gencatan senjata dengannya.
Sumber : Associated Press / Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.