MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia dikejutkan dengan serangan teroris di Balai Kota Crocus, Moskow pada Jumat (22/3/2024) malam yang menewaskan banyak warga sipil. Hingga berita ini diturunkan, otoritas Rusia melaporkan 133 orang terbunuh dalam serangan tersebut.
Kelompok ISIS di Afghanistan atau Negara Islam Provinsi Khurasan (ISKP/ISIS-K) mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Para pelaku menyerbu gedung dan menembaki warga dengan senapan serbu.
Para pelaku yang mengenakan seragam kamuflase juga meledakkan bahan peledak yang menimbulkan kebakaran. Atap Balai Kota dilaporkan runtuh akibat serangan ini.
Kalangan analis pertahanan dan keamanan menyebut bahwa propaganda ISIS-K telah menargetkan Rusia beberapa tahun belakangan. Para ahli juga menyinggung dugaan penindasan umat Islam di Rusia sebagai motif serangan.
Baca Juga: Kedubes AS Ternyata Tahu Bakal Ada Serangan Teroris di Moskow, tapi Tak Dipedulikan Putin
Asisten profesor di Clemson University AS, Amira Jadoon menyatakan bahwa Rusia selama ini menjadi salah satu musuh utama ISIS-K. Negara itu disebut sebagai fokus "perang propaganda" ISIS-K belakangan ini.
"Keterlibatan Rusia dalam perang global melawan ISIS dan afiliasinya, khususnya melalui operasi militer di Suriah dan upaya mendirikan hubungan dengan Taliban Afghanistan, rival bagi ISIS-K, menandakan Rusia sebagai musuh kunci bagi ISIS/ISIS-K," kata Jadoon dikutip Al Jazeera, Sabtu (23/3).
Penulis buku The Islamic State in Afghanistan and Pakistan: Strategic Alliances and Rivalries itu mengungkapkan, dengan mendemonstrasikan diri mampu menyerang Rusia, ISIS-K berniat mendapatkan dukungan untuk berkembang menjadi "organisasi teroris dengan pengaruh global."
"ISIS-K selalu menunjukkan ambisinya berkembang menjadi entitas regional yang kuat dengan mengarahkan agresi ke negara-negara seperti Iran dan Rusia. ISIS-K tidak hanya melawan pemain utama regional, tetapi juga menekankan relelvansi politis mereka dan kemampuan operasi di tataran global," katanya.
Sementara itu, peneliti di organisasi asal India, Observer Research Foundation, Kabir Taneja menilai bahwa ISIS-K memandang Rusia sebagai "kekuatan salibis yang memusuhi Muslim."
"Rusia selalu menjadi target basgi ISIS, tidak hanya ISKP (ISIS-K) sejak awal," kata Taneja.
"ISKP menyerang kedutaan Rusia di Kabul pada 20022, dan berbulan-bulan setelahnya lembaga keamanan Rusia meningkatkan upaya memberangus ekosistem pro-ISIS di Rusia dan di sekitar perbatasannya, khususnya di Asia Tengah dan Kaukasus."
ISIS-K dan militer Rusia sendiri sejak lama menjadi lawan di medan pertempuran, khususnya ketika Moskow membantu pemerintah Suriah dalam perang sipil. Taneja menyebut hubungan dekat Rusia dengan Israel dapat menjadi salah satu faktor tindakan ISIS-K.
Pada awal Maret lalu, Dinas Kemanan Federal Rusia (FSB) dilaporkan menggagalkan rencana ISIS-K untuk menyerang sebuah sinagoga di Moskow.
Baca Juga: Korban Tewas Serangan Teroris di Moskow Naik Jadi 93 Orang, Rusia Tangkap 11 Terduga Pelaku
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.