TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu murka ke Pemimpin Mayoritas Senat Amerika Serikat (AS) Chuck Schumer.
Netanyahu marah ke Schumer yang mendesak pemilu Israel dilakukan agar sang PM lengser dan menegaskan kepemimpinan baru diperlukan negara Zionis itu.
Menurut Schumer pada Kamis (14/3/2024), koalisi Netanyahu tak pernah lagi cocok dengan kepentingan Israel sejak 7 Oktober.
Baca Juga: PM Israel Benjamin Netanyahu Makin Tak Peduli Sekutunya, Berjanji Teruskan Serangan ke Rafah
Hal itu merujuk serangan Hamas ke Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang, dan pembalasan negara Zionis itu ke Gaza yang membuat lebih dari 31.000 warga sipil Palestina terbunuh.
“Dunia telah berubah secara radikal sejak saat itu, dan rakyat Israel saat ini sedang terkekang oleh visi pemerintahan yang terjebak di masa lalu,” kata Schumer dikutip dari Middle East Eye.
Pada Minggu (17/3/2024), Netanyahu menyerang balik Schumer.
Ia menegaskan komentar pemimpin senat dari Demokrat tersebut tidak pantas.
Netanyahu juga mengatakan, hal tersebut merupakan campur tangan terhadap demokrasi Israel.
“Saya pikir apa yang dikatakannya tidaklah pantas,” ujar Netanyahu kepada CNN.
“Tidaklah pantas untuk beralih ke demokrasi lain dan mencoba menggantikan kepemimpinan terpilih di sana,” lanjutnya.
Para pemimpin politik AS dilaporkan semakin frustasi dengan kepemimpinan Netanyahu di Israel.
Baca Juga: Putin Unggul 87 Persen di Pemilu Rusia, Lawan-Lawannya Langsung Mengutuk Termasuk Zelenskyy
Khususnya, kekeraskepalaannya untuk tetap melakukan serangan ke Rafah, yang saat ini menjadi pengungsian bagi 1,5 juta warga Palestina.
Yang mengejutkan, pernyataan Schumer sendiri didukung oleh Presiden AS Joe Biden, yang dikenal sebagai sekutu dekat Netanyahu.
“Ia membuat pidato yang bagus. Saya pikir ia mengungkapkan kekhawatirannya yang dibagikan tak hanya dari dirinya, tetapi juga warga Amerika lainnya,” kata Biden.
Sumber : Middle East Eye
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.