ISTANBUL, KOMPAS.TV - Seiring persetujuan Kongres Amerika Serikat (AS) atas RUU larangan terhadap TikTok, salah satu kelompok Yahudi Amerika merilis pernyataan mendukung tindakan legislatif tersebut, dipandang untuk menjaga propaganda Zionis mengendalikan opini generasi muda AS terhadap Israel dan Zionisme.
Rancangan undang-undang tersebut memberi induk perusahaan TikTok, ByteDance, waktu enam bulan untuk menjual aset TikTok di AS atau menghadapi larangan total di negara tersebut. Namun, langkah ini masih membutuhkan persetujuan Senat dan tanda tangan presiden, seperti yang dilaporkan oleh Anadolu, Jumat (15/3/2024).
Federasi Yahudi Amerika Utara (JFNA), sebuah organisasi yang menggabungkan kelompok Yahudi Amerika, menyambut baik langkah tersebut, mengeklaim TikTok "telah membantu memicu lonjakan antisemitisme."
Menurut seorang ahli yang diwawancarai oleh Anadolu, dukungan JFNA terhadap larangan TikTok menunjukkan langkah tersebut demi menguntungkan Israel dan Zionis. Ahli tersebut menambahkan, meningkatnya unggahan pro-Palestina dan anti-Israel di TikTok merugikan upaya Israel untuk mengendalikan opini pemuda Amerika.
Nursin Atesoglu Guney, kepala departemen hubungan internasional di Universitas Teknik Yildiz Istanbul, menggarisbawahi bahwa langkah Kongres AS bertujuan untuk melindungi kepentingan Israel. Dia juga menolak argumen bahwa antisemitisme meningkat di platform tersebut.
"Apa yang benar-benar terjadi bukanlah TikTok membuka jalan bagi antisemitisme, tetapi justru menunjukkan fenomena nyata, yaitu pertentangan yang semakin meningkat di antara pemuda terhadap narasi pro-Israel yang dominan di negara tersebut," kata Guney.
Baca Juga: DPR AS Siapkan RUU yang Bisa Larang TikTok, Dianggap Ancam Keamanan Nasional
Dia juga menyoroti bahwa sumber informasi tidak lagi terbatas pada media konvensional, dan pemuda terpapar pada pendapat dan konten yang berbeda melalui media sosial.
Guney menegaskan bahwa generasi muda di AS tidak lagi percaya pada narasi yang diberikan oleh pihak berwenang.
Pemerintah AS disebut berusaha "mengaburkan realitas" dengan upayanya untuk memblokir TikTok. Hal ini menjadi perhatian karena AS dan Israel adalah sekutu yang kuat secara global, dan Washington menganggap keamanan Israel penting untuk kepentingan strategisnya sendiri.
Dengan meningkatnya perlawanan terhadap Israel di TikTok, aplikasi tersebut menjadi sasaran banyak kelompok pro-Israel seperti Liga Anti-Pemfitnah (ADL). Mereka mengkritik TikTok karena memperkuat sentimen anti-Israel di antara pemuda Amerika.
Meskipun demikian, CEO TikTok, Shou Zi Chew, menegaskan bahwa perusahaan akan melakukan segala yang mereka bisa untuk melindungi aplikasi tersebut. Mereka berharap bahwa Senat akan mempertimbangkan fakta-fakta yang ada sebelum mengambil keputusan tentang larangan tersebut.
Pernyataan TikTok menegaskan bahwa proses tersebut dijalankan secara rahasia dan bahwa langkah tersebut hanya dilakukan karena satu alasan: untuk melarang TikTok.
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.