MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia memperingatkan perang di Ukraina bisa melebar dan meluas secara geografis.
Hal itu karena tindakan yang tidak dipertimbangkan dengan baik dari satu atau dua negara anggota aliansi militer NATO.
Juru Bicara Kemlu Rusia, Maria Zakharova mengatakan, situasi di sekitar Ukraina menjadi berbahaya dan risikonya semakin besar, seperti laporan Straits Times, Rabu, (13/3/2024).
"Sebagai hasil dari tindakan provokatif yang tidak dipertimbangkan dengan baik dari satu atau dua negara anggota Uni Eropa atau NATO, krisis Ukraina bisa sepenuhnya melampaui batas geografisnya, berujung pada skala yang benar-benar berbeda, dan berkembang tanpa terkendali," kata Zakharova dalam konferensi pers, Rabu.
Zakharova mengatakan, Moskow percaya Barat kini berjalan "di tepi jurang" dan juga mendorong dunia ke pinggir jurang karena tindakannya terhadap Ukraina.
"Oleh karena itu, pertanyaannya hari ini adalah bagaimana cara menghindari risiko eskalasi lebih lanjut. Risiko ini jelas dan menakutkan bagi semua orang yang waras," kata Zakharova, menyarankan Barat untuk meninggalkan gagasan mengalahkan Rusia secara strategis dan menghentikan dukungan kepada Ukraina dengan uang dan senjata.
"Barat harus belajar untuk memperhitungkan bukan hanya ambisi geopolitiknya sendiri, tetapi juga kepentingan sah negara lain," kata Zakharova.
Baca Juga: China Tuding AS Manfaatkan Krisis Ukraina demi Keuntungan Geopolitiknya Sendiri
"Saya sangat menyadari bahwa ini tidak akan menimbulkan decak kagum, tetapi suatu saat harus dilakukan, dan semakin cepat dilakukan, semakin sedikit orang yang akan mati, dan semakin sedikit orang, pada prinsipnya, akan menderita," katanya.
Konflik ini telah memicu krisis terdalam dalam hubungan Moskow dengan Barat sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962.
Rusia bereaksi dengan marah setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron bulan lalu menolak untuk menyingkirkan kemungkinan mengirimkan pasukan ke Ukraina.
Pada hari Rabu, Presiden Vladimir Putin memberi tahu pihak Barat bahwa Rusia secara teknis siap untuk perang nuklir.
Terlebih jika AS mengirimkan pasukan ke Ukraina, itu akan dianggap sebagai eskalasi signifikan dari konflik.
Barat sedang berjuang untuk mendukung Kiev melawan Rusia, yang kini mengendalikan hampir seperlima wilayah Ukraina dan sedang melengkapi diri dengan cepat daripada Barat dan Ukraina.
Pihak Kiev mengatakan, mereka sedang mempertahankan diri dari perang penaklukan gaya imperialis yang dirancang untuk menghapus identitas nasionalnya.
Pihak Rusia juga mengatakan, mereka mengirim puluhan ribu pasukan ke Ukraina pada Februari 2022 dalam apa yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus".
Hal itu untuk memperkuat keamanan mereka sendiri terhadap Barat yang bermusuhan dan untuk melindungi populasi berbahasa Rusia di bagian tenggara Ukraina.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.