TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyerang balik Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Netanyahu membalas kritikan Biden terhadapnya terkait pendekatan perang Gaza.
Biden sebelumnya mengatakan bahwa perang di Gaza lebih menyakiti Israel, ketimbang membantu negara Zionis itu.
Baca Juga: Cara Kota Frankfurt Sambut Ramadan 2024, Sinari Jalanan Utama dengan Dekorasi Muslim
Pernyataan Biden tersebut pun mengeskalasi keretakan kedua pemimpin tersebut.
Pada akhir pekan, Biden mengatakan, Netanyahu harus lebih memperhatikan hilangnya nyawa tak berdosa sebagai konsekuensi dari tindakan yang diambil di Gaza.
Selain itu, bahwa pendiriannya tersebut merugikan kepentingan Israel.
Netanyahu pun akhirnya menyerang balik Biden, Minggu (10/3/2024), dan mengatakan pemimpin negara adi daya itu salah.
“Jika maksud Biden, adalah saya menjalankan kebijakan pribadi yang bertentangan dengan mayoritas, keinginan mayoritas warga Israel, dan bahwa hal ini merugikan kepentingan Israel maka ia salah dalam kedua hal itu,” katanya dikutip dari The Guardian.
Biden yang terus mendukung Israel selama lima bulan perang dengan Hamas, mulai menunjukkan rasa frutasinya atas sikap Netanyahu.
Apalagi setelah Netanyahu menegaskan bakal melanjutkan serangan daratnya ke Rafah, yang jadi pengungsian terakhir warga Gaza.
Biden menegaskan penyerangan ke Rafah, akan menjadi garis batas untuknya.
Baca Juga: Mencekam Jelang Ramadan, Israel Kerahkan Lebih Banyak Polisi di Masjid Al-Aqsa
Meski begitu, Biden menegaskan, dirinya tak akan meninggalkan Israel.
“Pertahanan Israel masih kritis, jadi tak ada batasan bahwa saya akan menghentikan pengiriman persenjataan sehingga mereka tak memiliki Iron Dome untuk melindungi diri,” kata Biden.
Netanyahu masih mendapat tekanan dari rakyatnya karena kegagalan untuk memastikan pembebasan seluruh sandera Israel yang masih ditahan Hamas.
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.