WELLINGTON, SELANDIA BARU – Denting gamelan sayup terdengar dari Museum Te Papa, Museum terbesar di Selandia Baru.
Pemain gamelan yang tergabung dalam grup gamelan Padhang Moncar membuat pengunjung museum tercenung dan berhenti sejenak untuk menikmati lamat-lamat suaranya yang menyentuh.
Pada Minggu (10/3/2023), gamelan Padhang Moncar melakukan pagelaran untuk memperingati 50 tahun kedatangan gamelan di Selandia Baru.
Sekaligus memperingati 65 tahun hubungan bilateral antara Indonesia dan Selandia Baru.
Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama gamelan Padhang Moncar, KBRI Wellington, dan Museum Te Papa.
Gamelan pertama kali dibawa ke Selandia Baru oleh Prof. Allan Thomas yang merupakan pengajar di Victoria University of Wellington, 50 tahun lalu.
Hingga kini, gamelan terus dimainkan dan dipentaskan secara rutin di negara kiwi ini.
Baca Juga: Dari Tari Tor-tor sampai Gamelan, Perayaan Kemerdekaan RI Meriahkan Kota Lincoln di Selandia Baru
“Pemain gamelan yang terlibat pada pentas hari ini adalah kelompok gamelan Padhang Moncar yang berbasis di Victoria University of Wellington," ujar Budi S. Putra yang merupakan pengajar grup gamelan Padhang Moncar, ketika ditemui Kompas TV dalam pagelaran gamelan di Wellington hari ini.
"Anggota Padhang Moncar berasal dari berbagai kalangan yang sebagian besar merupakan warga Selandia Baru serta sejumlah warga asal Malaysia, Filipina, dan Indonesia,” ujar Budi S. Putra yang merupakan pengajar grup gamelan Padhang Moncar, ketika ditemui Kompas TV dalam pagelaran gamelan di Wellington hari ini.
Budi menjelaskan, dalam pementasan gamelan kali ini, mereka membawakan berbagai lagu pilihan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.