GAZA, KOMPAS.TV - Pemimpin Hamas Yahya Sinwar tak sepakat dengan Ismail Haniyeh atas permintaan untuk gencatan senjata Hamas-Israel di Gaza.
Sinwar yang merupakan pemimpin Hamas di Gaza berbeda pendapat dengan Haniyeh yang merupakan pemimpin biro politik atas permintaan kelompok perlawanan Palestina itu dalam perundingan gencatan senjata.
Opini berseberangan dari kedua pemimpin Hamas itu dilaporkan oleh Wall Street Journal, Kamis (7/3/2024).
Baca Juga: Unggul di Pilpres 2024, Prabowo Dapat Ucapan Selamat dari Presiden Prancis Emmanuel Macron
Sinwar menginginkan agar mengambil sikap yang agresif dalam perundingan, untuk mendapat lebih banyak konsesi dari Israel.
Sementara Haniyeh, yang memimpin perundingan di Kairo bersedia memberikan jeda pertempuran selama 1,5 bulan dalam perang.
Hal itu bertujuan untuk memungkinkan gencatan senjata untuk waktu lama, serta penarikan militer Israel dari Gaza.
Delegasi Hamas sendiri dilaporan telah meninggalkan Kairo, yang merupakan lokasi perundingan dengan wakil Qatar, Mesir serta Amerika Serikat.
Israel sendiri tak ikut dalam perundingan itu, setelah permintaannya untuk meminta daftar sandera yang masih ditahan dan yang masih hidup belum diberikan Hamas.
Dalam pernyataannya, Hamas mengungkapkan bahwa keputusan mereka meninggalkan perundingan adalah untuk berkonsultasi dengan kepmimpinan kelompok itu.
Dugaan perbedaan pendapat dua pemimpin Hamas itu muncul, setelah sebelumnya Sky News Arabia melaporkan Yahya Sinwar dikritik oleh kepemimpinan Hamas.
Hal itu disebut karena Sinwar tak berkonsultasi dengan kepemimpinan Hamas saat meluncurkan serangan ke selatan Israel pada 7 Oktober lalu.
Baca Juga: Kanada Akhinya Kembali Mendanai UNRWA, Hal Ini Jadi Alasannya
Pada laporannya itu, Sky News Arabia mengungkapkan selain Sinwar, hanya saudaranya Muhammad Al-Sinwar, pemimpin Brigade Al-Qassam Muhammad Deif, serta wakil oemimpin Brigade Al-Qassam Marwan Issa, yang mengetahui upaya serangan itu.
Sebelumnya pada perundingan, Hamas menginginkan dilakukannya gencatan senjata sebelum melepaskan para sandera Israel yang ditahan di Gaza.
Juga ditariknya pasukan Israel dari Gaza, serta diizinkannya semua warga Haza untuk kembali ke rumah mereka.
Sumber : Wall Street Journal/Sky News Arabia
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.