RAFAH, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan jumlah korban tewas akibat perang Israel-Hamas mencapai 30.717 orang warga sipil.
Terbaru pada Rabu (6/3/2024), sebanyak 86 jenazah tiba di rumah sakit setempat dalam 24 jam terakhir, bersamaan dengan 113 orang terluka.
Kementerian ini bagian dari pemerintahan yang dikelola Hamas dan mencatat dengan rinci jumlah korban. Angka-angka mereka sebelumnya sejalan dengan PBB, pakar independen, bahkan hitungan Israel sendiri.
Sekitar dua pertiga dari korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Mereka menyatakan angka sebenarnya mungkin lebih tinggi karena ada mayat yang tertimbun di reruntuhan akibat serangan udara Israel dan di daerah yang tidak dapat dijangkau oleh paramedis. Lebih dari 72.000 orang dilaporkan terluka dalam perang ini.
Israel mengklaim telah membunuh lebih dari 10.000 pejuang Hamas tanpa memberikan bukti konkret.
Baca Juga: PM Australia Dilaporkan ke Pengadilan Pidana Internasional terkait Serangan Brutal Israel di Gaza
Menlu Inggris David Cameron, Rabu (6/3/2024), menyatakan akan memperingatkan menteri senior Israel Benny Gantz bahwa kesabaran sekutu makin menipis terhadap situasi kemanusiaan yang memprihatinkan di Gaza.
Cameron dijadwalkan bertemu dengan Benny Gantz pada Rabu, yang singgah di London dalam perjalanannya kembali dari kunjungan ke Washington.
Cameron memberitahu anggota Dewan Bangsawan Parlemen Inggris atau House of Lords pada Selasa bahwa warga sipil Gaza "mati kelaparan" dan Israel harus memperbolehkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk.
"Kami telah menyampaikan sejumlah hal yang kami minta Israel lakukan, tetapi saya harus melaporkan kepada Dewan bahwa jumlah bantuan yang mereka terima pada bulan Februari hanya setengah dari yang mereka terima pada bulan Januari," katanya.
"Jadi kesabaran perlu benar-benar tipis, dan sejumlah peringatan perlu disampaikan, yang saya harap dimulai dengan pertemuan saya dengan Menteri Gantz ketika ia mengunjungi Inggris."
Gantz, yang merupakan pesaing dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengunjungi Washington dan London tanpa persetujuan perdana menteri Israel.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.