LONDON, KOMPAS.TV - Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak dihujat setelah menyebut demonstrasi pro-Palestina telah disusupi ekstremis.
Sunak, yang merupakan pendukung Israel memperingatkan bahwa demonstrasi dan demokrasi tengah menjadi target dari ekstremis.
Berbicara di luar Downing Street, Jumat (1/3/2024), Sunak menyerukan agar para demonstran menghindari ekstremis yang mencoba masuk ke dalam kelompok mereka.
Baca Juga: Jerman Panik Rekaman Suara Rencana Serang Area Rusia di Ukraina Bocor, Langsung Lakukan Penyelidikan
Ia juga memperingatkan agar melakukan kebijakan yang lebih ketat.
“Saya ingin berbicara langsung yang memilih melanjutkan demonstrasi. Jangan biarkan ekstremis membajak demosntrasi Anda,” katanya dikutip dari Independent.
“Anda memiliki beberapa pekan ke depan untuk menunjukkan Anda bisa demontsrasi dengan damai, sopan dan empati terhadap warga yang lain,” tambah Sunak.
Pernyataan itu membuat polisi menggunakan kekuasaannya untuk memblokade demonstrasi pro-Palestina di London, Sabtu (2/3).
Kampanye Solidaritas Palestina menggunakan Bank Barclays sebagai tempat demonstrasi.
Mereka berkumpul hampir di 50 lokasi termasuk cabang bank tersebut di Tottenham Court Road di London Tengah.
Salah satu aktivis yang menghujat pernyataan Sunak adalah Luca Salice, 67, ketua bersama Kampanye Solidarita Palestina Camden.
Salice membantah retorika Sunak terkait ekstremis sebagai taktik pemilu, dan para demonstran sebenarnya berterima kasih kepada para polisi.
“Rishi Sunak kalah dalam pemilu. Ia telah serampangan,” kata Salice.
“Saya pikir demonstrasi kami bukan ekstremis. Saya tak melihat memikirkan nyawa orang lain adalah ekstremis,” tambah Salice.
Baca Juga: AS Sebut Israel Setuju Gencatan Senjata 6 Pekan di Gaza, Tinggal Tunggu Hamas
Paul Wood, 64 tahun dan berasal dari Dulwich yang ikut menghadiri demonstrasi, membawa tanda bertuliskan, “Apa saya terlihat seperti ekstremis?” meminta para politikus untuk menyaksikan langsung demonstrasi itu.
“Orang-orang ini harus ikut demonstrasi ini, dan melihat bahwa yang mengikutinya, sebagian besar orang Yahudi,” katanya.
“Retorika ini sungguh mengejutan. Mereka tahu bahwa hal itu tidak benar. Mereka berbicara dengan orang-orang di akar rumput yang mencoba mengobarkan perpecahan di negara ini,” sambung Wood.
Sumber : Independent
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.