NEW YORK, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) kembali memveto resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang menyalahkan Israel atas pembantaian warga Palestina yang menunggu bantuan di Gaza.
Sekitar 112 warga Palestina di Gaza tewas terbunuh setelah tentara Israel melakukan penembakan ke arah mereka yang tengah menunggu truk bantuan kemanusiaan masuk Gaza.
Palestina mengajukan draf resolusi DK PBB yang mengungkapkan kekhawatiran mendalam, dan menegaskan situasi tersebut terjadi karena tentara Israel melepaskan tembakan.
Baca Juga: Turki: Pembantaian Warga Gaza yang Tunggu Bantuan Jadi Bukti Upaya Pemusnahan Palestina oleh Israel
Dikutip dari The Times of Israel, AS kembali memveto draf resolusi tersebut pada Kamis (29/2/2024).
Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour, menegaskan pada pertemuan tertutup itu, 14 dari 15 anggota DK PBB mendukung draf itu.
Namun, akhirnya pupus setelah AS menjadi satu-satunya negara yang menolak dan memvetonya.
Wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood mengungkapkan alasan AS tak mendukung pernyataan tersebut.
“Semua pihak bekerja dengan bahasa yang sama untuk melihat jika kami bisa mencapai pernyataan,” kata Wood.
“Masalahnya adalah kita tak memiliki semua fakta di sini,” sambungnya.
Wood menambahkan bahwa ia ingin kata-kata dalam draf resolusi DK PBB mencerminkan uji tuntas yang diperlukan sehubungan dengan kesalahan.
Hamas telah menyalahkan pasukan pertahanan Israel (IDF) atas kematian 112 warga Palestina pada Kamis pagi itu.
Militer Israel mengatakan tidak menembak ke arah kerumunan yang tengah menunggu konvoi truk bantuan tersebut.
Baca Juga: Reaksi Hamas Usai Israel Bantai Warga Palestina yang Tunggu Bantuan, Gencatan Senjata Bakal Pupus
Mereka mengatakan hanya menembaki warga Gaza yang berusaha mendekati tentara dan tank IDF di pos pemeriksaan.
Namun, saksi mata mengatakan bahwa para tentara IDF itu menembaki mereka secara langsung.
Selain karena tembakan, sejumlah korban tewas karena tertabrak truk bantuan saat mencoba melarikan diri dari tembakan tentara Israel tersebut.
Sumber : The Times of Israel
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.