GAZA, KOMPAS.TV - Rombongan truk yang membawa bantuan kemanusiaan dari Indonesia dilaporkan berhasil memasuki Gaza, meskipun terjadi serangan Israel terhadap konvoi dan pemblokiran bantuan.
Ribuan truk bantuan telah menunggu untuk memasuki Gaza di sisi Mesir dari perbatasan Rafah, Selasa (27/2/2024). PBB menyatakan konvoi yang membawa bantuan kemanusiaan menjadi target serangan Israel dan dicegah mencapai mereka yang membutuhkannya.
Melansir Arab News, Rabu (28/2), rombongan truk yang membawa tepung terigu dan paket makanan dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) Indonesia MER-C termasuk dalam sedikit truk yang berhasil memasuki Gaza baru-baru ini, menurut keterangan sukarelawan dari organisasi tersebut.
Fikri Rofiul Haq dan Reza Aldilla Kurniawan, sukarelawan MER-C, memutuskan untuk tinggal di Gaza ketika serangan Israel terhadap wilayah yang terkepung meningkat pada Oktober 2023 lalu.
Sebelumnya, keduanya menjadi sukarelawan di Rumah Sakit Indonesia yang didanai oleh MER-C di utara Gaza. Namun, setelah rumah sakit tersebut hancur oleh militer Israel, mereka mencari perlindungan di bagian selatan enklave tersebut.
“Pengiriman bantuan menghadapi banyak rintangan, termasuk proses otorisasi yang panjang dan pemeriksaan oleh pejabat Israel yang memakan waktu lama, sehingga banyak paket makanan menjadi rusak,” ungkap Haq kepada Arab News.
Baca Juga: Saat Raja Yordania Abdullah II Ikut Terbang dan Terjunkan Sendiri Bantuan dari Udara Bagi Warga Gaza
Ribuan paket makanan dibagikan pada akhir pekan lalu di pusat dan selatan Gaza. Sukarelawan MER-C memilih untuk menghindari bagian utara enklave karena risiko menjadi target militer Israel.
“Seluruh bantuan dari rakyat Indonesia melalui MER-C menghadapi potensi serangan oleh Israel,” tambah Haq.
“Hingga saat ini, pasukan Israel terus menyerang, dan mereka menyerang secara acak, kita tidak pernah tahu kapan mereka mungkin meluncurkan serangan mereka.”
Sebanyak 30.000 warga Palestina tewas dibunuh serangan udara dan darat Israel di Gaza. PBB telah memperingatkan bahwa ratusan ribu orang sekarang berada di ambang kelaparan karena penduduk Gaza bergantung pada bantuan pangan yang tidak memadai untuk bertahan hidup.
Amnesty International dan Human Rights Watch (HRW) pada Senin menyatakan jumlah truk bantuan pangan yang memasuki Gaza telah berkurang sekitar sepertiga sejak Mahkamah Internasional memutuskan bulan lalu bahwa Israel harus melakukan segala sesuatu untuk mencegah tindakan genosida di wilayah yang terkepung ini, dan mengambil "langkah-langkah segera dan efektif" untuk penyediaan bantuan.
"Israel terus menghalangi penyediaan layanan dasar dan masuk serta distribusi bahan bakar dan bantuan penyelamatan di Gaza, tindakan hukuman kolektif yang merupakan kejahatan perang dan mencakup penggunaan kelaparan warga sipil sebagai senjata perang," tegas HRW dalam pernyataannya.
Sumber : Arab News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.