MOSKOW, KOMPAS.TV - Wakil Ketua Dewan Federasi Rusia Konstantin Kosachev memperingatkan negara-negara NATO untuk tidak mengirim pasukan ke Ukraina. Menurutnya, pengiriman pasukan NATO ke Ukraina sama saja deklarasi perang terhadap Rusia.
Hal tersebut disampaikan Koscahev usai Presiden Prancis Emmanuel Macron mengaku pemimpin negara-negara Barat membicarakan peluang mengirim pasukan ke Ukraina.
Namun, Macron menyebut pemimpin Barat gagal mencapai kesepakatan dalam isu tersebut.
"Ini bukanlah titik partisipasi NATO dalam perang dimulai, itu sudah dimulai sejak lama, tetapi bisa diinterpretasikan sebagai keterlibatan langsung aliansi tersebut dalam permusuhan, atau bahkan sebagai sebuah deklarasi perang," kata Kosachev melalui kanal Telegram-nya, seperti dilansir TASS, Selasa (27/2/2024).
Baca Juga: Zelensky Tiba di Riyadh, Minta Tolong Arab Saudi Dorong Perdamaian dan Pemulangan Tawanan dari Rusia
Dia menyebut logika yang dipakai Macron "berbahaya." Ia menyoroti kebijakan negara-negara anggota NATO yang dulu menolak mengirim senjata berat ke Ukraina, tetapi kini melakukannya.
"Logika ini tidak hanya keliru, tetapi berbahaya dan dekat dengan skenario bencana," kata Kosachev.
"Taktik 'merebus katak pelan-pelan' itu sama sekali tidak akan membujuk Rusia untuk menerima apa pun, jika hal tersebut dilakukan secara bertahap," lanjutnya.
Sebelumnya, Macron menegaskan, opsi mengirim pasukan negara-negara Barat ke Ukraina masih terbuka. Hal itu disampaikan Macron usai pertemuan dengan 20 kepala negara Barat.
"Kami akan melakukan apa pun agar Rusia tidak bisa memenangi perang ini," kata Macron dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Elysee, Paris, Senin (26/2/2024).
Isu pengiriman pasukan disebutnya dibahas dalam pertemuan tersebut. Namun, Macron enggan menyebut negara mana saja yang mempertimbangkan mengirim pasukan ke Ukraina atas alasan "ambiguitas strategis."
"Belum ada kesepakatan hari ini mengenai pengiriman pasukan yang resmi dan didukung semua pihak. Namun, dari segi dinamika, tidak ada yang bisa dianulir," katanya.
Adapun Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah menegaskan pihaknya tidak berencana mengirim pasukan langsung ke Ukraina. Hal serupa juga disampaikan oleh Jerman dan Polandia.
"Sekutu-sekutu NATO telah menyediakan dukungan tak terbatas untuk Ukraina. Kami telah melakukannya sejak 2014 dan meningkatkannya setelah invasi skala penuh. Namun, tidak ada rencana untuk mengirim pasukan tempur NATO ke medan di Ukraina," kata Stoltenberg kepada Associated Press, Selasa (27/2).
Baca Juga: Perpecahan Sengit Empat Negara Eropa Tengah Anggota NATO soal Perang Rusia dan Ukraina
Sumber : TASS, Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.