BRUSSELS, KOMPAS.TV - Jerman dan Polandia langsung mengklarifikasi dan dengan tegas menyatakan mereka tidak akan mengirimkan pasukan ke Ukraina, Selasa (27/4/2024). Pernyataan itu muncul setelah laporan menyebut beberapa negara Barat mempertimbangkan langkah tersebut ketika perang dengan Rusia memasuki tahun ketiga.
Pemimpin NATO juga menyampaikan, pakta pertahanan Atlantik Utara itu tidak punya rencana mengirimkan pasukan ke Ukraina. Pun demikian dengan pemimpin Eropa Tengah lainnya yang mengonfirmasi keputusan serupa, seperti laporan Associated Press.
Sementara itu, Kremlin memperingatkan konflik langsung antara NATO dan Rusia akan tak terhindarkan jika aliansi tersebut mengirimkan pasukan tempur. "Dalam hal ini, kita perlu berbicara bukan tentang kemungkinan, tetapi tentang ketidakterhindaran (konflik)," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, menegaskan konflik militer terbuka itu tidak akan bisa dihindarkan.
Peringatan Moskow ini dilontarkan setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan pengiriman pasukan darat Barat tidak boleh diabaikan di masa depan. Pernyataan ini muncul setelah ia menjadi tuan rumah konferensi dengan pejabat tingkat atas dari lebih dari 20 pendukung Ukraina di Barat.
Namun, Kanselir Jerman Olaf Scholz tampaknya memiliki pandangan yang berbeda mengenai apa yang terjadi di Paris. Ia menyatakan para peserta sepakat "tidak akan ada pasukan darat, tidak akan ada tentara di tanah Ukraina yang dikirimkan oleh negara-negara Eropa atau NATO."
Scholz menambahkan ada konsensus "tentara yang beroperasi di negara kami juga tidak aktif berpartisipasi dalam perang itu sendiri."
Konsep mengirimkan pasukan menjadi tabu, terutama karena NATO berusaha menghindari terlibat dalam perang yang lebih luas dengan Rusia yang punya senjata nuklir.
Baca Juga: Presiden Prancis Tegaskan Opsi Kirim Pasukan Barat ke Ukraina Masih Terbuka
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada Associated Press, "Sekutu NATO memberikan dukungan luar biasa kepada Ukraina. Kami telah melakukannya sejak 2014 dan meningkat setelah invasi penuh. Tapi tidak ada rencana untuk pasukan tempur NATO di tanah Ukraina."
Di pertemuan di Praha pada Selasa, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk menyatakan, "Polandia tidak berencana mengirimkan pasukannya ke Ukraina." Sementara Perdana Menteri Petr Fiala dari Republik Ceko bersikeras negaranya "tentu tidak ingin mengirimkan tentaranya."
Perdana Menteri Slovakia Robert Fico mengatakan pemerintahannya tidak berencana mengusulkan penempatan pasukan, tetapi beberapa negara sedang mempertimbangkan apakah akan membuat kesepakatan bilateral untuk menyediakan pasukan guna membantu Ukraina menahan invasi Rusia.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.