MOSKOW, KOMPAS.TV - Konflik militer terbuka antara NATO dan Rusia tidak akan terhindarkan jika NATO mengirim pasukan ke Ukraina, kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, Selasa (27/2/2024).
"Dalam situasi ini, bukan soal kemungkinan, tetapi itu pasti terjadi, begitu penilaian kami," ungkapnya saat ditanya tentang kemungkinan konflik langsung antara NATO dan Rusia jika pasukan Barat dikirim ke Ukraina.
Peskov juga menekankan negara-negara NATO harus mengukur konsekuensi dari tindakan tersebut dan memahaminya. Mereka harus "bertanya pada diri mereka sendiri apakah ini sesuai dengan kepentingan mereka, dan yang terpenting, dengan kepentingan rakyat mereka," ujar Peskov seperti laporan TASS.
Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang kemungkinan penempatan pasukan Prancis di Ukraina disebut kurang mawas diri oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova. "Terkesan Presiden Prancis tidak paham dengan baik apa yang dikatakan bawahannya atau dirinya sendiri," tulis Zakharova di Telegram.
Zakharova menyoroti, baru sebulan yang lalu diplomat Prancis membantah keterlibatan Paris dalam merekrut tentara bayaran untuk rezim Kiev, menyebutnya sebagai "propaganda Rusia yang kasar."
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia juga menarik perhatian Macron pada momen-momen yang meragukan dalam sejarah Prancis. "Pada April 1945, divisi SS Prancis Charlemagne mempertahankan Berlin bersama beberapa unit lain. Mereka termasuk di antara yang terakhir menerima Penghargaan Salib Ksatria Nazi di Reich Ketiga," catat Zakharova.
"Anggota divisi SS Charlemagne Prancis adalah pembela terakhir Reichstag dan Kantor Kanselir Reich," tambahnya. "Emmanuel, apakah kamu memutuskan untuk membentuk divisi Charlemagne untuk membela bunker [Presiden Ukraina Vladimir] Zelenskyy?" tanya Zakharova, mengarahkan ucapannya kepada Presiden Prancis.
Pada Selasa (27/2/2024), Sekjen NATO Jens Stoltenberg menegaskan, aliansi militer tersebut tidak memiliki rencana untuk mengirim pasukan tempur ke Ukraina, meskipun terdapat laporan mengenai pertimbangan beberapa negara Barat untuk melakukannya.
Stoltenberg menyatakan, "Sekutu-sekutu NATO memberikan dukungan luar biasa kepada Ukraina. Kami telah melakukannya sejak tahun 2014 dan meningkatkan dukungan setelah invasi penuh Rusia. Namun, tidak ada rencana untuk mengirim pasukan tempur NATO ke Ukraina."
Baca Juga: Presiden Prancis Tegaskan Opsi Kirim Pasukan Barat ke Ukraina Masih Terbuka
Sumber : TASS / Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.