RAMALLAH, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengumumkan telah mundur dari posisinya di pemerintahan.
Keputusan mengejutkan tersebut diambilnya di tengah eskalasi kekerasan yang dilakukan Israel di Tepi Barat dan Gaza oleh Israel.
Shtayyeh mengungkapkan telah menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Presiden Mahmoud Abbas, Senin (26/2/2024).
Baca Juga: Tentara AS yang Bakar Diri di Depan Kedubes Israel Tewas, Kirim Pesan Tak Ingin Terlibat Genosida
“Keputusan untuk mundur muncul di tengah eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Tepi Barat dan Yerusalem serta perang, genosida dan kelaparan di Gaza,” ujar Shtayyeh dikutip dari Al-Jazeera.
Shtayyeh mengatakan bahwa tantangan-tantangan tahap selanjutnya memerlukan pengaturan pemerintahan dan politilk baru yang mempertimbangkan realitas terbaru di Gaza.
“Juga perlunya konsensus rakyat Palestina, berdasarkan persatuan Palestina dan perluasan kesatuan otoritas atas tanah Palestina,” ujarnya.
Keputusan Shtayyeh ini muncul di tengah meningkatnya tekanan Amerika Serikat (AS) terhadap Abbas untuk mendorong Otoritas Palestina (PA), mulai merancang struktur politik yang dapat mengatur Negara Palestina usai perang.
Shtayyeh sendiri ditunjuk sebagai PM Palestina sejak Maret 2019.
Baca Juga: Tentara Israel Pamer Barang Jarahan dari Palestina, Pelapor PBB: Tragedi bagi Yahudi Juga
Shtayyeh yang dikenal sebagai sekutu dekat Abbas, sebelumnya terpilih sebagai Komite Sentral Fatah pada pemilu 2009 dan 2016.
Ia merupakan anggota tim pendahulu Palestina di Konferensi Madrid pada 1991, dan anggota delegasi negosiasi Palestina.
Shtayyeh juga sempat menjadi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan untuk Otoritas Palestina pada 2005 dan 2008.
Sumber : Al-Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.