KIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Selasa (20/2/2024), menyatakan keterlambatan pengiriman senjata dari sekutu-sekutu Barat akan membuka peluang bagi militer Rusia untuk membuat kemajuan di medan perang.
Hal itu, kata dia, juga akan membuat pertempuran "sangat sulit" di sebagian garis depan.
Zelenskyy dan pejabat lainnya kerap mengungkapkan rasa frustrasi mereka terhadap lambatnya pengiriman bantuan yang dijanjikan, terutama karena tanda-tanda kelelahan perang telah muncul.
Negara-negara Eropa kesulitan menemukan persediaan yang mencukupi untuk dikirim ke Ukraina, sementara bantuan AS senilai USD60 miliar terhenti karena perbedaan politik. Hal ini tampaknya akan menjadi keuntungan bagi Presiden Rusia Vladimir Putin.
Namun, bantuan lebih lanjut sedang menuju ke Ukraina. Swedia pada Selasa mengumumkan paket bantuan terbesarnya sejauh ini, dan Kanada menyatakan akan mempercepat pengiriman lebih 800 drone.
Zelenskyy dalam video pidato hariannya Senin (19/2/2024) malam, mengatakan Rusia telah menumpuk pasukan di beberapa titik sepanjang garis depan sepanjang 1.500 kilometer.
Hal itu diduga bertujuan untuk melancarkan serangan pada setiap kelemahan pertahanan Ukraina yang terlihat.
"Mereka (Rusia) memanfaatkan keterlambatan bantuan ke Ukraina," ujarnya setelah mengunjungi pos komando di daerah Kupiansk, di wilayah Kharkiv bagian timur laut, Senin.
Ia mengatakan pasukan Ukraina sangat kekurangan artileri, sistem pertahanan udara, dan senjata jarak jauh.
Baca Juga: Denmark Sumbangkan Seluruh Artilerinya untuk Ukraina, Minta Eropa Lakukan Hal yang Sama
Pasukan Ukraina mundur dari kota strategis Avdiivka akhir pekan lalu, setelah bertempur sengit dengan Rusia selama empat bulan meskipun kalah jumlah dan senjata.
Namun, Oleksiy Danilov, kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, mengatakan meskipun situasi di medan perang sulit, terutama karena kekurangan amunisi, situasi di front timur tidaklah kritis.
"Kami bertempur dan akan terus bertempur," kata Danilov kepada media berita Ukrainska Pravda.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.