MELBOURNE, KOMPAS.TV - Setidaknya 26 anggota suku yang terlibat dalam konflik, tewas dalam baku tembak antar suku yang berseteru di Papua Nugini, demikian diumumkan oleh polisi, Senin (19/2/2024). Selain itu, terdapat sejumlah besar warga sipil yang belum dikonfirmasi jumlahnya juga menjadi korban dalam insiden tersebut.
Adapun kejadian bermula saat sebuah suku bersama sekutu dan tentara bayaran dalam perjalanan menyerang suku tetangga ketika tiba-tiba disergap pada Minggu (18/2) kemarim di Provinsi Enga, di pegunungan terpencil Papua Nugini, seperti diungkapkan oleh George Kakas, Pejabat Sementara Kepolisian Papua Nugini.
Komisaris Polisi David Manning kemudian menjelaskan bentrokan ini sebagai baku tembak antara suku yang berseteru. Terdapat juga sejumlah warga desa yang belum dikonfirmasi jumlahnya menjadi korban. Manning mengatakan penambahan kekuatan polisi telah dikirim ke lokasi pertempuran.
"Pada saat ini, belum jelas sejauh mana kita telah masuk ke dalam konflik ini," kata Manning kepada Australian Broadcasting Corp.
"Tapi niatnya adalah untuk mengembalikan kendali atau kehadiran yang signifikan di daerah konflik tersebut, dan kemudian bekerja melalui prosedur kami dalam menangani jenis kejadian ini."
Awalnya, Kakas menyatakan 53 anggota suku yang terlibat dalam konflik tewas, namun pasukan keamanan kemudian merevisi jumlah korban tewas menjadi 26.
Jenazah-jenazah dikumpulkan dari medan pertempuran, jalan, dan tepi sungai, lalu dimuat ke truk polisi dan dibawa ke rumah sakit. Kakas mengatakan pihak berwenang masih menghitung "mereka yang ditembak, terluka, dan melarikan diri ke semak-semak."
Adapun Papua Nugini adalah negara yang beragam dengan 10 juta penduduk, sebagian besar petani swadaya dengan 800 bahasa yang berbeda. Keamanan internal menjadi tantangan yang semakin besar bagi pemerintahnya karena China, Amerika Serikat (AS), dan Australia mencari hubungan keamanan yang lebih erat dengan negara ini di wilayah yang strategis di Pasifik Selatan.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan pemerintahnya siap membantu Papua Nugini, yang merupakan tetangga terdekat negara tersebut dan penerima bantuan luar negeri Australia terbesar.
"Berita yang keluar dari Papua Nugini sangat mengganggu," kata Albanese sebelum jumlah korban tewas direvisi.
"Kami tetap siap memberikan dukungan apa pun yang kami bisa dengan cara praktis, tentu saja, untuk membantu teman-teman kami di PNG."
Albanese mengatakan Australia sudah memberikan dukungan yang cukup besar untuk Papua Nugini dan membantu melatih polisi negara tersebut.
Sumber : Associated Press / New York Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.