MOSKOW, KOMPAS.TV - Penentang Presiden Rusia Vladimir Putin, Alexei Navalny ternyata sempat melucu sebelum kemudian dilaporkan meninggal di penjara.
Navalny merupakan salah satu penentang dan pengkritik Putin, yang ditangkap setelah dirinya kembali ke Rusia
Navalny dilaporkan meninggal dunia di koloni penjara tempat ia menjalani hukuman, Jumat (16/2/2024), berdasarkan pengumuman Layanan Pemasyarakatan Rusia.
Baca Juga: Jika Prabowo Resmi Jadi Presiden Indonesia, Ini Artinya bagi Hubungan dengan Australia
Dalam pernyataannya Layanan Pemasyarakatan Rusia, mengungkapkan Navalny kehilangan kesadaran setelah berjalan-jalan di Distrik Otonom Yamalo-Nenets Arktik.
Namun dikutip dari Independent, sehari sebelum meninggal, Navalny sempat melucu bersama tahanan lainnya.
Ketika itu, Navalny mengintip melalui jendela berjeruji, tertawa dan melontarkan lelucon tentang dana yang menipis, dan gaji hakim.
Pada kesempatan itu, Navalny memperkirakan Rusia akan menghadapi kekacauan politik.
Menurutnya hal itu akan terjadi karena Putin membangun sistem pemerintahan pribadi yang rapuh dan bergantung pada korupsi.
Kremlin sendiri membantah tuduhannya mengenai korupsi besar-besaran dan kekayaan pribadi Putin.
Para pejabat Rusia menganggapnya sebagai seorang ekstremis yang merupakan boneka CIA.
Kematian Navalny, membuat Barat dan lawan-lawan Putin langsung menuduh sang presiden di balik tragedi itu.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan tidak ada keraguan kematian Navalny adalah akibat tindakan Putin dan kelompoknya.
Namun, ia mengakui bahwa Washington tak tahu persis apa yang terjadi.
Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz memuji keberanian kritikus Putin tersebut.
Baca Juga: Rusia Umumkan Tokoh Oposisi Alexey Navalny Meninggal Dunia di Koloni Penjara Benua Arktik
Jerman sendiri merupakan negara yang memberikan perlindungan Navalny sementara pada 2020, setelah diracun dengan agen saraf.
Navalny sendiri ditangkap oleh otoritas Rusia tepat ketika ia kembali dari Jerman pada Januari 2021.
Ia dihukum 19 tahun penjara atas tuduhan ekstremisme, dan juga dengan sejumlah tuduhan lainnya yang dianggap upaya politik agar ia dipenjara seumur hidup.
Sumber : Independent
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.