WASHINGTON, KOMPAS.TV - Gedung Putih hari Kamis (15/2/2024) secara resmi menyatakan Rusia diduga kuat punya senjata canggih anti-satelit yang dianggap "mengkhawatirkan". Meski begitu, mereka menegaskan senjata itu tidak bisa langsung menyebabkan "kerusakan fisik" di Bumi.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, menjelaskan intelijen AS punya informasi Rusia sudah memiliki senjata tersebut, namun belum aktif. Kirby menekankan meskipun perlu waspada, belum ada ancaman langsung.
Klarifikasi ini muncul setelah peringatan samar Rabu dari Mike Turner, ketua Komite Intelijen Kongres dari Partai Republik. Turner mendesak Gedung Putih untuk membuka informasi mengenai ancaman keamanan nasional ini.
Kirby menyebut proses review dan pembukaan informasi seputar kemampuan Rusia itu sedang berlangsung ketika Turner "sayangnya" merilis pernyataannya. "Kami sangat berhati-hati saat menentukan apa yang kami putuskan untuk dibuka dan dibagikan kepada publik," ujarnya.
Sementara di Moskow, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut klaim AS tentang kemampuan militer Rusia sebagai trik agar Kongres AS mendukung bantuan untuk Ukraina.
Kirby menyatakan senjata tersebut melanggar Traktat Luar Angkasa Internasional, yang sudah ditandatangani oleh 130 negara, termasuk Rusia. Namun, Kirby enggan memberikan komentar mengenai kemampuan nuklir senjata tersebut.
Baca Juga: Putin Promosikan Senjata Rusia, Siap Jual Senjata Presisi Tinggi dan Kerja Sama Teknologi Militer
Traktat tersebut secara tegas melarang penempatan "senjata nuklir atau jenis senjata pemusnah massal lainnya" di orbit atau "senjata stasioner di luar angkasa dengan cara lain."
Gedung Putih akan mengkomunikasikan langsung keprihatinan ini kepada Rusia. Meskipun berusaha meyakinkan masyarakat, Kirby mengakui bahwa ini adalah masalah serius. "Saya tidak ingin meremehkan potensi gangguan di sini," ujarnya.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, memberikan informasi kepada anggota Kongres di Capitol Hill.
Setelah pertemuan tersebut, Turner mengatakan "Intinya, kami semua mendapatkan kesan kuat bahwa pemerintahan ini sangat serius dalam menghadapi ini dan memiliki rencana yang telah disiapkan," kata Turner. "Kami mendukung mereka saat mereka melaksanakannya."
Wakil Ketua Komite Intelijen DPR, Jim Himes, menyebut ancaman ini sebagai "standar" dalam konteks ancaman keamanan nasional. "Bukan ancaman untuk hari ini, tapi kita harus serius menghadapinya," katanya.
Himes menghormati peringatan Turner, namun mengungkapkan kekhawatiran mengenai pengumuman di media sosial. "Kekhawatiran saya khususnya adalah jika kita melakukannya, kita akan dihadapkan pada banyak kamera dan mikrofon," kata Himes.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.