NEW YORK, KOMPAS.TV - Merokok telah melampaui penyuntikan sebagai cara paling umum dalam penggunaan narkoba yang menyebabkan kematian akibat overdosis di Amerika Serikat (AS), menurut studi pemerintah baru-baru ini.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyebut studi ini sebagai studi terbesar yang meneliti bagaimana orang Amerika menggunakan narkoba yang akhirnya menyebabkan kematian mereka. Studi ini dipublikasikan pada Kamis, 15 Februari 2024.
Melansir Associated Press, Jumat (16/2/2024), pejabat CDC memutuskan untuk meneliti topik ini setelah melihat laporan dari California yang menunjukkan bahwa menghirup atau merokok fentanyl menjadi lebih umum daripada menyuntikkannya. Versi ilegal yang kuat dari obat penghilang rasa sakit ini terlibat dalam lebih banyak kematian akibat overdosis di AS daripada narkoba lainnya.
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa membakar lalu merokok fentanyl sedikit kurang fatal dibandingkan menyuntiknya, dan setiap pengurangan dalam kematian akibat overdosis yang terkait dengan penyuntikan adalah hal positif, kata penulis utama studi ini, Lauren Tanz.
Namun, "baik penyuntikan maupun merokok membawa risiko overdosis yang signifikan". Belum jelas apakah pergeseran ke arah menghirup atau merokok fentanyl akan mengurangi kematian akibat overdosis di AS, kata Tanz, seorang ilmuwan CDC yang mempelajari overdosis.
Fentanyl ilegal adalah narkoba sangat kuat yang, dalam bentuk bubuk, semakin sering dicampur ke dalam heroin atau narkoba lainnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, fentanyl telah menjadi penyebab utama epidemi overdosis di AS. Kematian akibat overdosis narkoba di AS mengalami peningkatan sedikit pada tahun 2022 setelah dua lonjakan besar selama pandemi, dan data sementara untuk sembilan bulan pertama tahun 2023 menunjukkan peningkatan sedikit tahun lalu.
Selama bertahun-tahun, fentanyl biasanya disuntikkan, tetapi pengguna narkoba semakin banyak yang menghirup atau merokoknya.
Fentanyl yang diisap tidak sepadat dengan fentanyl dalam suntikan, tetapi beberapa pengguna narkoba melihat keuntungan dalam merokok, kata Kral. Salah satunya, pengguna yang menyuntikkan sering mengalami abses berisi nanah pada kulit mereka dan berisiko terkena infeksi hepatitis dan penyakit lainnya.
"Seseorang menunjukkan lengan saya dan berkata, 'Hei, lihatlah lengan saya! Terlihat indah! Sekarang saya bisa memakai kaos dan bisa mendapatkan pekerjaan karena saya tidak memiliki bekas jarum,'" kata Kral.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.