GAZA, KOMPAS.TV - Hamas mengutuk serangan Israel di Rafah yang menewaskan ratusan warga Palestina.
Bulan Sabit Palestina mengungkapkan, lebih dari 100 warga Palestina tewas karena serangan udara Israel yang intens ke sejumlah area di Rafah, Senin (12/2/2024).
Korban dari serangan tersebut, termasuk di antaranya adalah anak-anak.
Baca Juga: Kekejaman Israel Berlanjut di Rafah, Bunuh Lebih dari 100 Warga Palestina dan Selamatkan 2 Sandera
Selain itu ada ketakutan, jumlah korban akan terus bertambah karena masih banyak yang tertimbun reruntuhan.
Hamas pun mengutuk serangan yang mereka sebut sebagai pembantaian mengerikan Israel terhadap warga sipil Palestina di Rafah.
“Serangan militer Israel di Rafah menghadapi warga sipil dan perempuan, anak-anak serta orang tua yang dipindahkan merupakan kelanjutan dari genosida perang dan upaya pemindahan paksa yang dilakukan terhadap rakyat Palestina,” bunyi pernyataan Hamas dikutip dari CNN.
Lebih dari 1,3 juta orang, atau setengah dari populasi Gaza, tengah mencari pengungsian di Rafah.
Mayoritas dari mereka adalah orang-orang yang dipindahkan paksa dari bagian lain dan harus berdesakan di kota yang kini dipenuhi tenda.
Menurut Juru Bicara Badan PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) Jens Laerke, terdapat kekurangan makanan, air, obat-obatan dan tempat tinggal yang parah.
Rafah pun digambarkannya sebagai penanak nasi yang menimbulkan keputusasaan.
Baca Juga: Donald Trump Diserang NATO Atas Pernyataannya yang Akan Biarkan Rusia Menyerang
Rafah mengalami serangan udara dari Israel selama berbulan-bulan.
Namun, pemboman pada Senin meningkatkan kekhawatiran bahwa serangan darat Israel akan mengakibatkan pertumpahan darah.
Selain itu, mereka yang terjebak di kota pada penduduk tersebut tak memiliki lagi jalan keluar yang tersisa.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.