PYONGYANG, KOMPAS.TV - Korea Utara mengancam perang akan terjadi setelah Menteri Korea Selatan ingin akhiri rezim Kim Jong-un.
Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Won-sik pada 24 Januari, mengatakan Pyongyang akan menghadapi akhir rezim Kim Jong-un bahkan jika harus dengan perang.
Ia mengungkapkan hal itu setelah Korea Utara menembakkan rudal kapal selam di Laut Kuning.
Baca Juga: AS Menggila Tak Pedulikan Kecaman atas Serangan ke Fasilitas Iran: Ini Baru Awal, Bukan Akhir
Pada kunjungannya ke Markas Angkatan Udara Cheongju, Shin mengatakan kepada para pilot untuk berada di garda depan dalam menyingkirkan kepemimpinan musuh sedini mungkin.
Juga mengakhiri rezim Kim Jong-un jika Pyongyang memilih untuk perang. Korea Utara pun langsung merespons pernyataan dari Shin tersebut.
Kantor Berita Korea Utara, KCNA, seperti dikutip dari Yonhap, Senin (5/2/2024) mengutuk pernyataan Shin, yang mereka sebut sebagai pernyataan menggelikan terburuk yang bisa menjadi katalisator untuk perang.
Korea Utara memperingatkan bahwa Seoul harus memahami bahwa fitnah dan latihan perang yang mereka lakukan bisa mengakhiri nasib Korea Selatan.
Korea Utara telah meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea pada tahun baru ini, dengan uji senjata dan retorika yang kasar.
Dalam pertemuan partainya di akhir tahun, Kim Jong-un mendefinisikan hubungan antar-Korea sebagai hubungan antara dua negara yang saling bermusuhan.
Baca Juga: Menteri Israel Cemooh Biden: Trump Pasti Lebih Memudahkan dalam Perangi Hamas jika Jadi Presiden AS
Kim Jong-un juga berjanji untuk menekan seluruh wilayah Korea Selatan jika terjadi keadaan darurat.
Kim Jong-un juga menyerukan revisi konstitusi negaranya untuk mendefinisikan Korea Selatan sebagai musuh utama Korea Utara.
Ia juga mengumumkan bahwa negara tersebut akan meninggalkan kebijakannya yang telah berlangsung puluhan tahun untuk mengupayakan rekonsiliasi dan penyatuan dengan Korea Selatan.
Sumber : Yonhap
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.