DOHA, KOMPAS.TV - Hamas hari Senin, (29/1/2024), kembali menegaskan pembebasan sandera yang mereka tahan memerlukan jaminan berakhirnya serangan Israel dan penarikan semua pasukan Israel dari Gaza.
Hal ini mengulangi posisinya setelah Israel melakukan pertemuan dengan mediator Qatar dan Mesir.
"Keberhasilan pertemuan di Paris bergantung pada kesepakatan (Israel) mengakhiri agresi menyeluruh terhadap Jalur Gaza," kata pejabat Hamas, Sami Abu Zuhri, seperti dilaporkan oleh Arab News, Senin, (29/1/2024).
Belum jelas apakah dengan syarat ini terpenuhi, Hamas akan membebaskan seluruh atau sebagian dari 132 sandera yang diklaim Israel masih berada di Gaza.
Hamas sebelumnya menyatakan bahwa pembebasan penuh warga Israel, dengan syarat membebaskan ribuan warga Palestina yang ditahan atas alasan keamanan di penjara mereka.
Seorang pejabat Palestina yang tidak ingin disebut namanya yang dekat dengan pembicaraan mediasi, mengatakan bahwa agar Hamas menandatangani kesepakatan lanjutan setelah gencatan senjata pada November di mana puluhan sandera dibebaskan. Israel harus setuju untuk menghentikan serangan dan menarik diri dari Gaza, meskipun implementasinya tidak selalu segera.
Kesepakatan tersebut harus disetujui oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, kata pejabat tersebut. Negara-negara itu mengirim utusan puncak untuk membahas krisis sandera Gaza dengan pejabat intelijen Israel pada hari Minggu.
Baca Juga: Belasan Menteri Israel Bersumpah akan Usir Warga Palestina dan Bangun Permukiman di Gaza usai Perang
Jumlah kematian warga Palestina akibat dibunuh serangan Israel di Jalur Gaza mencapai 26.637 orang sejak 7 Oktober, kata Kementerian Kesehatan di enklave tersebut pada hari Senin, (29/1/2024).
Setidaknya 65.387 orang lainnya telah terluka dalam serangan itu, kata juru bicara kementerian, Ashraf al-Qudra, dalam konferensi pers di kota selatan Rafah.
"Serangan Israel telah menewaskan 215 orang dan melukai 300 orang lainnya dalam 24 jam terakhir," kata al-Qudra, hari Senin, (29/1/2024).
"Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan, dan penyelamat tidak dapat mencapai mereka," tambahnya.
Israel menghantam Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada bulan Oktober, yang diklaim Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 orang.
Sekitar 85% warga Gaza telah mengungsi akibat serangan Israel, sementara semuanya mengalami ketidakamanan pangan, menurut PBB. Ratusan ribu orang tinggal tanpa tempat berteduh, dan kurang dari separuh truk bantuan masuk ke wilayah tersebut dibandingkan sebelum konflik dimulai.
Sumber : Anadolu / Arab News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.