WASHINGTON, KOMPAS.TV - Setelah hampir empat pekan tanpa komunikasi langsung, Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akhirnya berbicara pada Jumat (19/1/2024).
Pada kesempatan itu terkuak keretakan dan perbedaan mendasar dari keduanya terkait jalur menuju kemerdekaan Palestina setelah pertempuran di Gaza berakhir.
Biden dan para pembantunya selama ini memberikan dukungan kuat kepada Netanyahu, meskipun terjadi kecaman global terhadap jumlah korban sipil yang terus meningkat dan penderitaan kemanusiaan di Gaza karena Israel melakukan operasi militer setelah serangan pada 7 Oktober.
Namun, hubungan Biden dan Netanyahu semakin menunjukkan tanda-tanda ketegangan.
Sebab, Netanyahu berulang kali menolak seruan Biden untuk kedaulatan Palestina, menghambat apa yang diyakini presiden AS sebagai kunci untuk mencapai perdamaian yang tahan lama di Timur Tengah, yaitu solusi dua negara namun sulit terwujud.
Bahkan, tak ada tanda-tanda bahwa kedua belah pihak akan berubah pikiran.
Netanyahu mengatakan, dia telah dengan jelas menyampaikan kepada pejabat AS bahwa dia tidak akan mendukung negara Palestina sebagai bagian dari rencana pasca-perang apa pun.
Tetapi Biden pada pembicaraan telepon dengan Netanyahu hari Jumat menegaskan kembali komitmennya untuk membantu Palestina menuju kemerdekaan.
"Ketika kita berbicara tentang Gaza pasca-konflik, Anda tidak bisa melakukannya tanpa juga berbicara tentang aspirasi rakyat Palestina dan bagaimana itu harus terwujud bagi mereka," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby.
Pemimpin ini sering berbicara dalam beberapa minggu pertama perang.
Namun, frekuensi panggilan antara Biden dan Netanyahu, yang memiliki hubungan yang naik-turun selama lebih dari tiga dekade, kini melambat secara signifikan.
Panggilan mereka selama 30-40 menit hari Jumat adalah percakapan pertama mereka sejak 23 Desember 2023.
Kedua belah pihak terbatas oleh pertimbangan politik dalam negeri.
Baca Juga: Netanyahu Kian Bertingkah, Tolak Upaya AS agar Negara Palestina Berdiri usai Perang di Gaza
Jurang antara Biden, seorang Demokrat tengah-kiri, dan Netanyahu, yang memimpin pemerintahan paling konservatif dalam sejarah Israel, telah melebar.
Karena tekanan meningkat pada Amerika Serikat untuk menggunakan pengaruhnya yang besar untuk mendorong Israel mengakhiri perang yang sudah menewaskan hampir 25.000 warga Palestina.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.