ISLAMABAD, KOMPAS.TV - Pakistan mengutuk keras serangan udara Iran di dalam perbatasannya yang menyebabkan dua anak tewas.
Menurut kantor berita Tasnim, Iran mengatakan pihaknya menggunakan “serangan rudal dan drone yang presisi,” untuk menghancurkan dua benteng kelompok militan Sunni Jaish al-Adl, yang dikenal di Iran sebagai Jaish al-Dhulm, di daerah Koh-e-Sabz di provinsi Balochistan barat daya Pakistan.
Namun Pakistan merasa bahwa serangan Iran tersebut "pelanggaran wilayah udara yang tidak beralasan oleh Iran di dalam wilayah Pakistan.”
Kementerian Luar Negeri Pakistan pun memperingatkan bahwa akan ada “konsekuensi serius" kepada Iran dalam serangan yang menewaskan dua orang anak itu.
“Yang lebih memprihatinkan lagi adalah tindakan ilegal ini tetap terjadi meskipun terdapat beberapa saluran komunikasi antara Pakistan dan Iran,” kata kementerian tersebut dikutip dari CNN.
Usai serangan tersebut, Pakistan yang memiliki senjata nuklir mengajukan “protes keras” kepada seorang pejabat senior di Kementerian Luar Negeri Iran di Teheran.
Mereka meminta kuasa usaha Iran, dengan mengatakan “tanggung jawab atas konsekuensinya berada di tangan Iran."
Sementara itu menurut kelompok militan Jaish al-Adl, Garda Revolusi Iran telah menggunakan enam drone penyerang dan sejumlah roket untuk menghancurkan dua rumah tempat tinggal anak-anak dan istri para pejuangnya.
Baca Juga: Iran Luncurkan Serangan ke Irak dan Suriah, Sebut untuk Hancurkan Markas Mata-Mata Israel
Pihak berwenang di provinsi Balochistan mengatakan kepada CNN bahwa dua anak perempuan tewas dan sedikitnya empat orang terluka.
Menurut wakil distrik tersebut, komisaris Mumtaz Khetran, anak yang tewas berusia delapan dan 12 tahun ditemukan di rumah-rumah yang rusak dalam serangan di desa Koh-e-Sabz di Kulag, sekitar 60 kilometer (37 mil) dari distrik Panjgur, pada Selasa (16/1/2024) malam.
Khetran juga mengatakan sebuah masjid di dekat rumah-rumah tersebut ikut jadi sasaran serangan tersebut.
Koh-e-Sabz – sekitar 50 kilometerdari perbatasan Pakistan dengan Iran – dikenal sebagai rumah mantan wakil Jaish-ul-Adl, Mullah Hashim, yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan Iran di Sarawan, wilayah Iran yang berbatasan dengan Panjgur, pada tahun 2018.
Bulan lalu, Iran menuduh militan Jaish al-Adl menyerbu kantor polisi di provinsi Sistan dan Baluchistan di Iran, yang mengakibatkan kematian 11 petugas polisi Iran.
Jaish al-Adl, atau Tentara Keadilan, adalah kelompok militan separatis yang beroperasi di kedua sisi perbatasan dan sebelumnya mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap sasaran-sasaran Iran. Tujuannya adalah kemerdekaan provinsi Sistan dan Baluchistan di Iran.
Sebelum menyerang wilayah Pakistan, Iran juga meluncurkan serangan rudal balistik ke markas mata-mata badan intelijen Israel Mossad di Irak utara, dan ke “kelompok anti-Iran” di Suriah pada Senin (15/1/2024).
Serangan Iran ini akan semakin meningkatkan kekhawatiran bahwa perang Israel di Gaza dapat meluas menjadi perang skala penuh di Timur Tengah yang mempunyai konsekuensi kemanusiaan, politik dan ekonomi yang serius.
Baca Juga: Klasemen Piala Asia 2023: Thailand Sejajar dengan Australia, Iran dan Jepang
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.