THE HAGUE, KOMPAS.TV - Israel membela diri di pengadilan internasional PBB dengan salahkan Hamas sehingga 23.000 warga Palestina di Gaza tewas.
Perwakilan legal Israel mengungkapkan hal itu di The Hague, Jumat (12/1/2024) sebagai respons dari dakwaan genosida yang diajukan Afrika Selatan di pengadilan internasional PBB.
Mereka berargumen bahwa tidak ada genosida yang terjadi di Gaza.
Baca Juga: Turki Dukung Gugat Genosida Israel di Pengadilan Internasional PBB, Erdogan Diserang Menteri Zionis
Dikutip dari Middle East Eye, Israel menyalahkan Hamas yang bersembunyi di antara populasi warga sipil sehingga jumlah kematian rakyat Palestina menjadi besar.
Israel juga berargumen bahwa negara Zioni situ telah mengizinkan masuk sejumlah makanan dan air ke dalam Gaza.
Menurut mereka hal itu menunjukkan bahwa Israel tetap terikat dalan tanggung jawab legal serta internasional, khususunya sebagai bagian dari konvensi genosida.
Pernyataan itu muncul setelah Badan Kemanusiaan PBB mengungkapkan Israel secara sistematis menolak memberikan izin memasuki Gaza utara.
Israel memberikan pembelaan di pengadilan internasional PBB, sehari setelah Afrika Selatan mengajukan dakwaan ke Israel yang meminta agar pengadilan menyuruh mereka untuk menghentikan serangan ke Gaza.
Penasihat Hukum Kementerian Luar Negeri Israel Tal Becker, menegaskan Israel ini tengah melakukan perang untuk bertahan melawan Hamas.
Pengacara Israel itu membantah deskripsi Afrika Selatan mengenai penderitaan di Gaza sebagai hal yang tak tertandingi dan belum pernah terjadi sebelumnya.
“Apa yang tak sebanding adalah sejauh mana Hamas telah mengakar di kalangan penduduk sipil,” kata Becker.
Ia pun menambahkan Hamas secara sistematis dan tidak sah telah menanamkan operasi militer, pejuang dan asetnya di seluruh Gaza.
Baca Juga: Houthi Tak Sengaja Serang Kapal Tanker yang Bawa Minyak Rusia, Dikira Milik Inggris
Becker pun menegaskan bahwa Afrika Selatan berupaya mempersenjatai istilah genosida terhadap Israel.
Ia juga melihat bahwa kasus yang diajukan telah mengabaikan apa yang mereka sebut sebagai pembantaian besar-besaran yang dilakukan Hamas, 7 Oktober lalu yang menewaskan 1.200 warga Israel.
“Keseluruhan kasus ini bergantung pada deskripsi yang sengaja dikurasi, didekontekstalisasikan, dan manipulatif mengenai realitas permusuhan saat ini,” ujarnya.
Sumber : Middle East Eye
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.