BEIJING, KOMPAS.TV - China berjanji bakal hancurkan upaya kemerdekaan Taiwan jelang pemilu di pemerintahan kepulauan itu.
Ancaman tersebut diungkapkan China, Jumat (12/1/2024), atau sehari sebelum pemilu Taiwan dilakukan.
Meski Taiwan memiliki pemerintahan sendiri, China mengklaim bahwa pulau tersebut merupakan bagian dari wilayahnya.
Baca Juga: Turki Dukung Gugat Genosida Israel di Pengadilan Internasional PBB, Erdogan Diserang Menteri Zionis
Ratusan ribu orang dilaporkan telah menghadiri final pra-pemilu di Taiwan pada Jumat, jelang pemilihan presiden Taiwan dan parlemen Sabtu (13/1/2024).
“Tentara pembebasan rakyat China menjaga kewaspadaan tinggi setiap saat, dan akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk dengan tegas menghancurkan segala bentuk upaya kemerdekaan Taiwan,” kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan China Zhang Xiaogang dikutip dari Al-Jazeera.
Xiaogang pun merespons pertanyaan mengenai peningkatan kemampuan angkatan udara Taiwan yang mendatangkan jet F-16 dan membeli lebih banyak peralatan dari Amerika Serikat.
“Meski membeli senjata AS, pemerintahan Partai Demokratik Progresif (DPP), tak akan bisa menghentikan tren untuk menyelesaikan reunifikasi dengan China daratan,” katanya.
Taiwan menjadi salah satu kisah sukses setelah melakukan pemilihan presiden langsung pada 1966.
Sementara itu, DPP yang merupakan partai penguasa Taiwan ini terus menggemakan identitas dari China dan menolak klaim territorial Beijing.
Mereka pun saat ini tengah mencoba kembali menempatkan calon presidennya untuk masa jabatan ketiga di sosok William Lai Ching, yang saat ini adalah wakil presiden.
Baca Juga: China Tebar Ancaman ke Pemilih Taiwan Jelang Pemilu, Serang AS untuk Tak Ikut Campur
China sendiri membingkai pemilu Taiwan sebagai pilihan untuk perang dan perdamaian.
Beijing pun mengeklaim DPP sebagai separatis berbahaya, dan menyerukan pemilih Taiwan untuk membuat keputusan yang tepat.
DPP juga menolak klaim Taiwan bagian dari China, dan menegaskan hanya rakyat Taiwan yang bisa menentukan masa depan mereka.
Sumber : Al-Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.