GUATEMALA CITY, KOMPAS.TV - Seorang eks menteri Guatemala ditangkap polisi setelah memilih berdialog dengan demonstran ketimbang gunakan kekerasan.
Pada Kamis (11/1/2024), eks Menteri Dalam Negeri Guatemala Napoleon Barrientes ditangkap karena dianggap tak melakukan tugasnya.
Pasalnya, menggunakan kekerasan untuk menghadapi demonstran adalah perintah pengadilan.
Baca Juga: China Tebar Ancaman ke Pemilih Taiwan Jelang Pemilu, Serang AS untuk Tak Ikut Campur
Barrientos ditangkap polisi di rumahnya, dan mengarahkannya ke luar rumah dengan tangan diborgol dan memakai rompi antupeluru.
Barrientos mengatakan dirinya tak tahu kenapa dirinya ditangkap polisi.
Dikutip dari Associated Press, Kantor Kejaksaan Agung dalam pesannya ke pers bahwa Barrientos tak mematuhi perintah pengadilan untuk menjaga keteriban umum.
Barrientos sendiri mengundurkan diri pada Oktober lalu, setelah berpekan-pekan demonstrasi di seluruh negeri yang meminta Jaksa Agung Consuelo Porras mengundurkan diri.
Demonstrasi tersebut merupakan respons dari persekusi Porras terhadap Presiden Guatemala terpilih Bernardo Arevalo, partainya dan petugas pemilihan.
Barrientos yang merupakan mantan pejabat militer itu mengatakan ke publik bahwa ia memilih untuk berdialog dengan demonstran.
Porras sendiri telah menyerukan agar penghalang jalan segera dicabut, bahkan dengan kekerasan jika diperlukan.
Beberapa jam sebelum Barrientos mengundurkan diri sebagai Kemendagri Guatemala, Porras menyerukan agar Barrientos dipecat karena tak mengikuti perintah pengadilan.
Insiden penangkapan Barrientos ini terjadi hanya beberapa hari sebelum Arevalo dijadwalkan dilantik sebagai Presiden Guatemala.
Kantor Porras saat ini melakukan sejumlah penyelidikan terbuka terhadap Arevalo dan partainya, yang dikritik oleh pengamat luar karena bermotif politik.
Baca Juga: Militer Ekuador Janjikan Lindungi Warga Sipil dari Gangster Narkoba, Bakal Ada Serangan Balik
Amerika Serikat (AS) pun ikut berkomentar dan ikut mengutuk penangkapan Barrientos.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Menteri Luar Negeri untuk Urusan Belahan Bumi Barat AS, Brian Nichols.
“Kami akan terus mencoba mengidentifikasi mereka yang berupaya melemahkan demokrasi dan supremasi hukum di Guatemala, dan meminta pertanggungjawaban mereka,” tuturnya dikutip dari LA Times.
Sumber : Associated Press/LA Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.