ANKARA, KOMPAS.TV - Saat dunia masuk tahun 2024, pemilihan penting di negara-negara besar akan menentukan kepemimpinan dua kekuatan besar, Amerika Serikat dan Rusia. Presiden ke 6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono memantau potensi titik panas di Asia dan Pasifik dari kemungkinan hasil pemilihan presiden 2024 di kawasan.
Tahun 2024 dunia mengalami pemilu kunci, termasuk pemilihan presiden AS, Rusia, Indonesia, dan pemilihan umum di Pakistan, Taiwan, Finlandia, dan El Salvador. Kontes presidensial juga diantisipasi di Rumania, Slovakia, dan Lituania, seperti dilaporkan oleh Anadolu pada Senin (8/1/2024).
Secara global, lebih banyak pemilih daripada sebelumnya dalam sejarah akan menuju ke tempat pemungutan suara, karena setidaknya 64 negara (ditambah Uni Eropa), yang mewakili sekitar 49% dari jumlah penduduk dunia, dijadwalkan untuk menggelar pemilihan nasional, hasilnya, bagi banyak orang, akan mempengaruhi miliaran nasib penduduk bumi untuk tahun-tahun mendatang.
Pemilihan presiden AS yang ke-60 akan berlangsung pada November 2024. Meskipun Presiden Joe Biden diharapkan menjadi kandidat Partai Demokrat, kekhawatiran tentang usianya dan hasil jajak pendapat terkini yang menunjukkan ketinggalannya dari mantan Presiden Donald Trump menimbulkan ketidakpastian.
Kandidat Demokrat AS termasuk Presiden Joe Biden, Marianne Williamson, dan Robert F. Kennedy Jr., sedangkan kandidat dari Partai Republik melibatkan mantan Presiden Donald Trump, Gubernur Florida Ron DeSantis, mantan duta besar PBB dan Gubernur Carolina Selatan Nikki Haley, pengusaha Vivek Ramaswamy, dan mantan Gubernur New Jersey dua periode Chris Christie. Bila Biden terpilih kembali pada usia 81 tahun, itu akan menjadikannya presiden terpilih paling tua dalam sejarah Amerika Serikat.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, akan mencalonkan diri kembali dalam pemilihan presiden pada 17 Maret 2024. Putin, yang telah mengajukan dokumen kandidasi sebagai kandidat independen, diprediksi akan terpilih kembali karena reformasi konstitusional memungkinkannya menjabat dua periode 6 tahun lagi, yang berpotensi memperpanjang pemerintahannya hingga 2036.
Meskipun ada seruan dari tokoh oposisi Alexei Navalny untuk mendukung kandidat alternatif, dominasi politik Putin tetap terlihat sejak pemilihan ulang terakhirnya pada 2018 dengan meraih 76,69% suara.
Baca Juga: Putin Akhirnya Bakal Miliki Lawan di Pemilihan Presiden Rusia 2024, Sosoknya Tak Terduga
Secara pribadi saya berpendapat ada 3 pemilihan presiden di tahun 2024 ini yang bisa mempengaruhi geopolitik dan keamanan di kawasan Asia. Geopolitik dan keamanan kawasan yang saya maksud adalah ketegangan yang tinggi antara Tiongkok dengan Taiwan (saya gunakan istilah Taiwan…
— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) January 7, 2024
Di Asia, presiden ke 6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono lewat X hari Minggu, (7/1/2024) mencuit analisisnya tentang potensi titik panas di kawasan Asia dari pemilihan presiden yang akan digelar tahun 2024.
Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY hari Minggu, (7/1/2024) mengungkapkan analisisnya tentang 3 pemilihan presiden di tahun 2024 yang bisa mempengaruhi geopolitik dan keamanan di kawasan Asia.
Geopolitik dan keamanan kawasan yang dimaksud SBY adalah ketegangan yang tinggi antara China dengan dengan Taiwan, dengan pemahaman, bagi China, permasalahan Taiwan adalah isu dalam negeri.
Sumber : Anadolu / Twitter SBY
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.