TEL AVIV, KOMPAS.TV - Sekelompok anggota parlemen Israel dilaporkan membentuk koalisi untuk menghentikan pendanaan Agensi Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA). UNRWA sendiri adalah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang didirikan untuk membantu jutaan pengungsi Palestina.
Menurut laporan surat kabar Israel Hayom via Al Jazeera, Kamis (4/1/2024), koalisi anggota parlemen tersebut menuduh UNRWA sebagai "alat" bagi Hamas dan ingin menghentikan aliran donasi dari berbagai negara untuk badan PBB tersebut.
Baca Juga: Israel Kian Serius Usir Warga Palestina dari Gaza, Negara Afrika Ini Bakal Jadi Tempat Penampungan
Anggota Knesset (parlemen Israel), Sharren Haskel mengaku telah bertemu dengan sejumlah anggota parlemen lain. Haskel menyebut pihaknya ingin "menghentikan pendanaan yang dikirimkan dari berbagai negara ke organisasi ini (UNRWA) dan melepaskan topeng UNRWA."
UNRWA adalah lembaga kemanusiaan terbesar yang beroperasi di Jalur Gaza. Saat ini, layanan UNRWA di Jalur Gaza ditujukan untuk sekitar 1,9 juta penduduk Palestina yang kekurangan pangan, obat-obatan, dan kehilangan tempat tingal di enklave tersebut.
Sebelumnya, Direktur UNRWA di Gaza, Thomas White memperingatkan bahwa 40 persen penduduk di Gaza terancam kelaparan akibat blokade Israel. White pun menekankan dibutuhkannya akses bantuan kemanusiaan untuk mencapai pengungsi di Jalur Gaza.
"Pasokan bantuan yang lebih reguler dibutuhkan, memerlukan akses humaniter yang aman dan berkelanjutan ke mana pun, termasuk ke utar Gaza," kata White melalui media sosialnya.
Pasukan Israel sendiri turut menyasar fasilitas-fasilita yang dikelola UNRWA sejak meluncurkan operasi pengeboman di Jalur Gaza pada 7 Oktober lalu.
Berdasarkan data terkini Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, serangan Israel telah membunuh setidaknya 22.313 orang, termasuk 9.100 anak-anak dan 6.500 perempuan.
Baca Juga: Israel Janji Tak Mangkir dari Mahkamah Internasional usai Dilaporkan Afsel soal Genosida Palestina
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.