ISHIKAWA, KOMPAS.TV - Pemerintah Jepang mengumumkan jumlah korban tewas akibat gempa yang mengguncang pada Senin (1/1/2024) bertambah menjadi 62 orang per Rabu (3/1/2024).
Sementara 300 orang terluka, 20 di antaranya mengalami luka berat. Korban diperkirakan akan terus bertambah karena tim penyelamat masih menyisir puing-puing reruntuhan bangunan dan gempa susulan masih terjadi.
Gempa dengan magnitudo 7,6 pada Senin menghancurkan puluhan ribu rumah di Prefektur Ishikawa. Sekitar 31.800 orang kini berada di tempat pengungsian.
Baca Juga: Korban Jiwa Gempa Jepang 48 Orang, Picu Kebakaran dan Rusak Puluhan Ribu Rumah
Aliran listrik bagi hampir 34.000 rumah di Ishikawa masih padam. Selain itu, pasokan air di beberapa kota juga terputus sehingga warga mengantre untuk mendapatkan air minum.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan pihaknya telah menerima laporan mengenai warga yang membutuhkan bantuan dan penyelamatan.
“Upaya penyelamatan sedang dilakukan oleh pemerintah setempat, polisi, petugas pemadam kebakaran, dan unit operasional lainnya, sementara jumlah personel dan anjing penyelamat ditingkatkan,” kata Kishida, Rabu, seperti dikutip dari The Guardian.
“Kami sedang berpacu dengan waktu dan terus melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan nyawa,” sambungnya.
Tim penyelamat juga menghadapi berbagai kendala untuk melakukan evakuasi dan mengirimkan bantuan, salah satunya karena cuaca yang buruk.
Baca Juga: Cerita WNI saat Gempa M 7,6 Guncang Jepang: Saluran Air di Mal Bocor, Barang Berjatuhan
Badan Meteorologi Jepang telah mengeluarkan peringatan akan adanya hujan lebat yang dapat menyebabkan tanah longsor di kawasan Ishikawa.
Dilansir NHK, ahli seismologi dari Universitas Kyoto, Goto Hiroyuki, mengatakan terdapat gempa susulan yang terjadi setelah gempa besar pada Senin.
Struktur kayu pada bangunan rentan terhadap getaran frekuensi tinggi sehingga kerusakan yang terjadi akibat gempa cukup luas.
Pejabat setempat pun meminta warga untuk mengenali potensi gempa susulan selama tujuh hari ke depan.
Sumber : The Guardian, NHK
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.