Kompas TV internasional kompas dunia

Israel Siap Lawan Afrika Selatan di Mahkamah Internasional, Merasa Lebih Tahu Soal Genosida

Kompas.tv - 3 Januari 2024, 07:15 WIB
israel-siap-lawan-afrika-selatan-di-mahkamah-internasional-merasa-lebih-tahu-soal-genosida
Israel menyatakan siap lawan Afrika Selatan di Mahkamah Internasional PBB atau ICJ yang menuduh Israel melakukan genosida warga Palestina di Gaza. Langkah ini dinyatakan sebagai respons atas kasus yang diajukan oleh Afrika Selatan, di Den Haag, Belanda. (Sumber: Al Haq)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

TEL AVIV, KOMPAS TV - Israel menyatakan siap lawan Afrika Selatan di Mahkamah Internasional PBB atau ICJ yang menuduh Israel melakukan genosida warga Palestina di Gaza.

Langkah ini dinyatakan sebagai respons atas kasus yang diajukan oleh Afrika Selatan Selasa (2/1/2024) di Den Haag, Belanda, menandai perkembangan penting dalam hukum internasional.

Afrika Selatan berpendapat kampanye militer Israel yang menargetkan Hamas menimbulkan sangat banyak kematian warga sipil, kehancuran dan krisis kemanusiaan di Gaza untuk memenuhi kriteria genosida menurut hukum internasional.

Salah satu negara di Benua Afrika itu meminta pengadilan segera mengeluarkan perintah untuk menghentikan serangan Israel di Gaza.

Israel jarang bekerja sama dalam kasus pengadilan internasional yang menentangnya, menolak Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pengadilan internasional sebagai tidak adil dan bias.

Keputusannya untuk menanggapi tuduhan ini menandakan Israel khawatir tentang potensi kerusakan terhadap reputasinya.

Tuduhan genosida ini menyentuh inti identitas nasional Israel. Negara ini melihat dirinya sebagai benteng keamanan bagi orang Yahudi setelah Holokaus memakan korban 6 juta orang Yahudi, dan dukungan dunia terhadap pembentukan Israel di Palestina tahun 1948 sangat terkait dengan kemarahan atas kekejaman Nazi.

Eylon Levy, pejabat di kantor perdana menteri Israel, menuduh Afrika Selatan memberikan alasan politik dan hukum kepada Hamas setelah serangan pada 7 Oktober memicu kampanye Israel.

"Israel akan muncul di Pengadilan Internasional di Den Haag untuk menolak fitnah darah yang tak masuk akal Afrika Selatan," kata Eylon Levy, pejabat di kantor PM Israel, seperti laporan Associated Press, Selasa (2/1).

Baca Juga: Ketika Israel Terus Terang Ingin Usir Semua Warga Gaza, Diganti Pemukim Yahudi

Seorang Ibu Palestina memeluk jenazah anaknya dan memegang jenazah suaminya di Khan Younis, Selasa, (5/12/2023). Israel menyatakan siap lawan Afrika Selatan di Mahkamah Internasional PBB atau ICJ yang menuduh Israel melakukan genosida warga Palestina di Gaza. (Sumber: AP Photo / Fatima Shbair)

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersumpah akan melanjutkan perang hingga Hamas dihancurkan dan lebih dari 100 sandera yang masih ditahan oleh kelompok militan di Gaza dibebaskan, yang katanya bisa memakan waktu beberapa bulan lagi.

Namun, Israel semakin mendapat tekanan internasional untuk mengurangi serangan sebelum kunjungan Menlu AS Antony Blinken ke Israel, yang mendesak Tel Aviv untuk lebih melindungi warga sipil Palestina.

Hari Senin (1/1) lalu, Israel mengumumkan mereka menarik ribuan tentara, mengantisipasi pergeseran dari operasi udara dan darat massif yang sudah menghancurkan Gaza.

Namun, pertempuran sengit terus berlanjut pada Selasa di kota Gaza selatan, Khan Younis.

Serangan Israel di Gaza telah membunuh 22.000 warga Palestina dan meratakan wilayah kecil di tepi Laut Tengah tersebut. Sejak perang dimulai, Israel melarang masuknya makanan, air, obat-obatan, dan pasokan lainnya ke populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa, kecuali bantuan yang PBB katakan jauh di bawah kebutuhan wilayah tersebut.

Kabinet Perang Israel bertemu pada Selasa, demikian kantor Netanyahu menyatakan. Agenda dilaporkan mencakup diskusi tentang pengaturan pasca perang untuk Gaza, sebuah isu yang sangat kontroversial di Israel.

Hingga saat ini, Netanyahu belum menunjukkan rencana apa pun meskipun ada permintaan berulang dari AS. Dia menolak proposal agar Otoritas Palestina, yang saat ini mengelola daerah-daerah otonom di Tepi Barat yang diduduki oleh Israel, melakukan reformasi dan kemudian mengambil alih administrasi Gaza sebagai tahap awal menuju kemerdekaan Palestina.

Baca Juga: Israel Tarik Ribuan Pasukan dari Gaza Utara, Bakal Gempur Tempat Ratusan Ribu Warga Mengungsi

Ledakan bom Israel di Gaza, dini hari Kamis, (16/11/2023). (Sumber: Anadolu)

Sebagian Tentara Israel Ditarik Namun Pertempuran Terus Berkecamuk

Pada Senin (1/1), militer mengumumkan lima brigade, atau beberapa ribu tentara, akan meninggalkan Gaza dalam beberapa minggu mendatang. Namun, Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan akan keliru jika ada yang berpikir bahwa Israel berencana untuk menghentikan perang.

"Perasaan bahwa kita akan segera berhenti adalah tidak benar," katanya, Selasa (2/1).

"Tanpa kemenangan yang jelas, kita tidak akan bisa hidup di Timur Tengah."

Israel mengatakan sudah mendekati kontrol operasional atas sebagian besar utara Gaza, di mana pasukan darat telah bertempur melawan militan selama lebih dari dua bulan.




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x