SEOUL, KOMPAS.TV - Pemimpin oposisi Korea Selatan, Lee Jae-myung, ditikam orang tak dikenal ketika berkunjung ke Kota Busan, Selasa (2/1/2024). Lee ditikam saat dikerubungi jurnalis dan pelaku mendekati Lee dengan dalih meminta tanda tangan.
Pemimpin Partai Demokratik Korea (DPK) itu dilaporkan mengalami pendarahan hebat dan mesti dioperasi. Lee segera diterbangkan ke Seoul untuk mendapatkan perawatan usai mendapatkan pertolongan pertama di Busan.
Pihak kepolisian dan petugas kedaruratan menyebut Lee dalam kondisi sadar usai ditikam. Namun, kondisi terkini politikus berusia 59 tahun itu belum diketahui.
Baca Juga: Penerima Hadiah Nobel Bangladesh Muhammad Yunus Dinyatakan Bersalah dalam Kasus Ketenagakerjaan
Serangan itu terjadi ketika Lee berjalan di antara kerumunan jurnalis dan masyarakat umum usai mengunjungi lokasi pembangunan sebuah bandara baru di Busan.
Perwira kepolisian Busan, Sohn Jae-han, menyebut pelaku kemudian mendekati Lee dan berkata ingin meminta tanda tangan. Pelaku langsung menikam Lee di bagian leher.
Petugas partai yang mendampingi Lee saat kejadian, segera meringkus pelaku. Sohn menyebut terdapat 41 anggota polisi yang diterjunkan ke lokasi kejadian untuk mengontrol massa dan lalu lintas.
Kondisi Lee usai ditikam sempat terekam kamera reporter televisi yang berada di lokasi kejadian.
Tokoh oposisi Korea Selatan itu terlihat tergeletak dengan menekan sapu tangan ke lehernya untuk menghentikan pendarahan.
Sohn menyebut pelaku berusia sekitar 67 tahun dan membawa pisau sepanjang 18 sentimeter. Pisau itu disebut dibelinya secara daring dan polisi masih berusaha mendalami motif pelaku.
Juru bicara DPK, Kwon Chil-seung, melaporkan bahwa pembuluh darah pada leher Lee diyakini terluka sehingga mengalami pendarahan hebat.
Pihak DPK pun menyebut insiden ini sebagai "ancaman terhadap demokrasi" dan mendesak polisi menggelar investigasi menyeluruh.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol menyatakan pihaknya mengkhawatirkan kondisi Lee dan memerintahkan pihak berwenang untuk melakukan investigasi. Yoon menegaskan aksi kekerasan seperti demikian tidak bisa ditoleransi.
Lee Jae-myung sendiri kalah dari Yoon Suk-yeol di Pemilihan Presiden (Pilpres) Korea Selatan 2022 lalu dengan selisih hanya 0,7 persen. Selisih itu tercatat sebagai margin paling tipis sepanjang sejarah Pilpres Korea Selatan.
Baca Juga: Kim Jong Un Perintahkan Militer Musnahkan Amerika Serikat dan Korea Selatan bila Ada Provokasi
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.