BELGOROD, KOMPAS.TV - Pihak Rusia mengungkapkan, Ukraina telah melakukan serangan balasan melalui udara ke Kota Belgorod dan 20 orang tewas karenanya.
Serangan terjadi Sabtu (30/12/2023), yang juga melukai lebih dari 100 orang.
Gubernur Belgorod mengungkapkan, tiga anak ada di antara korban tewas, dalam apa yang disebut sebagai salah satu serangan mematikan ke Rusia sejak menginvasi Ukraina.
Serangan tersebut terjadi hanya selang sehari sejak serangan Rusia ke Ukraina yang disebut dengan bombardir terbesar dan membunuh sekitar 30 orang.
Baca Juga: Serangan Udara Kembali Hantam Kamp di Gaza Tengah usai AS Setujui Penjualan Senjata ke Israel
Dikutip datri BBC, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, serangan itu adalah usaha Ukraina mengalahkan perhatian dari kekalahan di semua front
“Mereka juga ingin memprovokasi kami. Kejahatan seperti ini tak akan tanpa hukuman,” tuturnya.
Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB menuduh Ukraina melakukan serangan yang disengaja, dan tak pandang bulu terhadap sasaran sipil.
Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya menyatakan 13 rudal telah dihancurkan di dekat Belgorod.
Selain itu, sebanyak 32 drone telah ditembak jatuh di Bryansk, Oryol, Kursk dan Moskow.
Gubernur Bryansk mengatakan, dua desa jadi sasaran dan seorang anak terbunuh.
Sumber dari keamanan Ukraina mengungkapkan, 70 drone telah diluncurkan terhadap beberapa target di Rusia.
Ia mengatakan, itu adalah respons dari serangan teroris Rusia ke kota dan warga sipil Ukraina.
Baca Juga: Hampir 2 Juta Warga Gaza Terancam Kelaparan dan 1 Juta Anak Terancam Kematian di Puncak Musim Dingin
Terkait situasi di Belgorod tersebut, sumber keamanan Ukraina menyalahkan kinerja inkompeten pertahanan udara Rusia atas korban jiwa warga sipil.
Ia menyebutkan, pertahanan udara Rusia yang menyebabkan jatuhnya fragmen dari rudal Ukraina, yang kemudian menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Media Ukraina yang mengutip sumber intelijen melaporkan, drone mereka telah menghancurkan pabrik elektronik di wilayah Bryansk.
Mereka mengatakan, fasilitas tersebut digunakan untuk membuat peralatan militer Rusia.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.