MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan perang di Ukraina akan berlangsung lima tahun.
Ia juga menjanjikan kemenangan bakal diraih Rusia di akhir perang.
Hal itu diungkapkan Putin ketika bertemu Presiden China Xi Jinping pada Maret lalu, berdasarkan laporan dari sumber terdekat orang nomor satu Rusia itu.
Baca Juga: Waduh, Boeing Temukan Baut dengan Mur Hilang di Sistem Kemudi, Seluruh 737 Max Diperiksa
Dikutip dari Nikkei, Kamis (28/12/2023), hal itu tampaknya menjadi cara Putin merangkum situasi yang saat ini tak menguntungkan Rusia, serta meyakinkan Xi Jinping bahwa Rusia pada akhirnya akan menang.
Kemungkinan besar implikasinya adalah perang yang berkepanjangan akan menguntungkan mitra China yang bersenjata lengkap.
Dengan kata lain, pernyataan tersebut juga merupakan peringatan bagi Xi Jinping untuk tak mengubah pendiriannya yang pro-Rusia.
Apakah Xi Jinping yakin atau tidak, pernyataan Putin pada pertemuan itu diyakini memegang kunci untuk memahami serangkaian perkembangan misterius dalam hubungan Rusia-China.
Sebelumnya, New York Times melaporkan bahwa sejak September, Putin telah mengirimkan sinyal untuk membuka gencatan senjata.
Namun, hal itu akan terjadi jika Rusia tetap mempertahankan wilayah Ukraina yang telah didudukinya.
Namun mengingat kata-kata Putin kepada Xi Jinping pada Maret, seperti diungkapkan sumber yang mengetahui manuver diplomatik Rusia dan China, niat Putin melakukan gencatan senjata tak boleh dianggap remeh.
Bisa jadi Putin hanya ingin menciptakan ilusi bahwa ia sedang bergerak menuju gencatan sejata, atau bahkan perdamaian menjelang pemilihan Presiden Rusia pada Maret.
Hal itu dipercaya bahwa suasana tersebut akan menguntungkannya di masa depan.
Baca Juga: Iran: Serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober Bagian dari Pembalasan atas Pembunuhan Qasem Soleimani
Sementara itu, Pemerintahan Xi Jinping telah meninjau kembali strateginya, sebagian berdasarkan pernyataan lima tahun Putin tersebut.
Jika perang Rusia dan Ukraina semakin berkepanjangan, hal ini akan berdampak signifikan terhadap rencana dan ambisi Xi Jinping untuk masa jabatan ketiganya.
Tujuan Xi Jinping untuk menyatujan Taiwan dan China juga bisa terpengaruh.
Sumber : Nikkei Asia
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.