DEIR AL-BALAH, KOMPAS.TV — Pasukan Israel membombardir kota-kota besar dan kecil dan kamp-kamp pengungsi di Gaza sejak Rabu malam hingga Kamis (28/12/2023). Serangan ini menewaskan puluhan orang dan memaksa ribuan orang melarikan diri dari rumah dan tempat berlindung mereka.
Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina dan memaksa sekitar 85% dari 2,3 juta penduduk Palestina meninggalkan rumah mereka. Sebagian besar wilayah utara Gaza telah diratakan, sebagian besar tidak berpenghuni dan terisolasi dari wilayah lainnya selama berminggu-minggu. Banyak yang khawatir nasib serupa akan menimpa wilayah selatan.
Baca Juga: Israel Berpikir Ampuni Pemimpin Hamas di Gaza, Demi Bebaskan Sandera yang Masih Ditahan
Israel telah berjanji untuk membubarkan Hamas dan membawa kembali lebih dari 100 sandera yang masih ditahan oleh kelompok militan Palestina setelah serangan mereka pada 7 Oktober ke Israel selatan, yang menewaskan sekitar 1.200 orang.
Israel telah mengabaikan seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata dan mengatakan bahwa hal itu akan berarti kemenangan bagi Hamas.
Amerika Serikat – meskipun memberikan dukungan penting untuk serangan tersebut – telah mendesak Israel untuk mengambil tindakan yang lebih besar untuk menyelamatkan warga sipil dan mengizinkan lebih banyak bantuan.
Namun, pekerja bantuan mengatakan jumlah makanan, bahan bakar dan pasokan medis yang masuk masih jauh di bawah kebutuhan, dan 1 dari 4 warga Palestina di Gaza kelaparan.
Serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di kota utara Beit Lahiyeh mengubur sedikitnya 21 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, menurut seorang anggota keluarga.
Bassel Kheir al-Din, seorang jurnalis stasiun TV lokal, mengatakan serangan itu meratakan rumah keluarganya dan menghancurkan tiga rumah di sekitarnya. Dia mengatakan 12 anggota keluarganya – termasuk tiga anak berusia 2, 7 dan 8 tahun – dikuburkan dan diperkirakan tewas, sedangkan sembilan tetangganya hilang.
Di Gaza tengah, pesawat tempur dan artileri Israel menggempur kamp pengungsi Bureij dan Nuseirat yang meratakan bangunan. Israel mengatakan pada pekan ini bahwa mereka akan memperluas serangan daratnya ke wilayah tengah Gaza, dan biasanya melancarkan gelombang serangan udara dan penembakan sebelum pasukan dan tank bergerak masuk.
Baca Juga: Ribuan Korban Perang di Gaza Hadapi Pilihan Kehilangan Anggota Tubuh atau Risiko Kematian
Sebuah rumah sakit di kota terdekat Deir al-Balah menerima jenazah 25 orang yang tewas semalam, termasuk lima anak-anak dan tujuh perempuan, menurut catatan rumah sakit pada hari Kamis. Ledakan tanpa henti terdengar sepanjang malam di kota tersebut, yang selama ini dikenal sebagai tempat ratusan ribu orang mencari perlindungan, dan menghabiskan malam dingin dengan tidur di trotoar.
“Itu adalah malam pembunuhan dan pembantaian,” kata Saeed Moustafa, seorang warga kamp Nuseirat. Dia mengatakan orang-orang masih menangis di antara puing-puing rumah yang terkena serangan udara pada hari Rabu.
“Kami tidak bisa mengeluarkan mereka. Kami mendengar teriakan mereka tetapi kami tidak memiliki peralatan,” katanya seperti dikutip dari The Associated Press.
Lebih jauh ke selatan, di Khan Younis, Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan serangan di dekat Rumah Sakit Al-Amal menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai 12 lainnya. Sebagian besar penduduk kota telah pergi, namun banyak yang berlindung di dekat Al-Amal dan rumah sakit lainnya. berharap mereka akan terhindar dari pengeboman tersebut.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.