YERUSALEM, KOMPAS.TV - Sebanyak dua pertiga atau 67% warga Israel mendukung kesepakatan baru untuk membebaskan sandera Israel dari Gaza sebagai imbalan gencatan senjata, menurut hasil survei pendapat publik terbaru yang terbit hari Jumat, (22/12/2023).
Hanya 22% penduduk Israel yang menentang kesepakatan untuk mengembalikan sandera sebagai imbalan gencatan senjata, sementara 11% tidak memiliki pandangan, demikian hasil survei yang dipublikasikan oleh surat kabar Israel, Maariv, pada Jumat, (22/12/2023), sebagaimana dilaporkan oleh Anadolu.
Survei dari Lazar Institute yang dilakukan pada sampel acak 502 warga Israel dengan tingkat kesalahan sekitar 4,3% juga menyatakan bahwa 73% warga Israel setuju untuk melakukan gencatan senjata hanya setelah kesepakatan telah dicapai, dan hanya 11% setuju untuk gencatan senjata sambil bernegosiasi.
Survei ini juga menunjukkan bahwa 67% penduduk Israel mendukung Israel "melanjutkan dengan kerangka gencatan senjata saat ini sebagai imbalan untuk pembebasan sandera secara harian," sementara 22% menentang hal tersebut.
Hanya 33% penduduk Israel yang percaya bahwa Perdana Menteri kontroversial Benjamin Netanyahu paling cocok untuk jabatannya, dibandingkan dengan 46% yang percaya bahwa mantan Menteri Pertahanan Benny Gantz lebih cocok.
Meskipun laporan media menyatakan di bawah pemerintahan Netanyahu, Israel mengabaikan peringatan serangan Hamas, dan skandal lainnya, hasil survei menunjukkan peningkatan posisi Netanyahu setelah beberapa pekan terakhir hanya 27% yang percaya bahwa Netanyahu cocok menjadi perdana menteri.
Baca Juga: PM Israel Netanyahu Bertekad Lanjutkan Perang: Hamas Punya Dua Pilihan, Menyerah atau Mati
Namun, survei ini juga menemukan bahwa jika pemilihan umum Israel dilakukan saat ini, partai Kesatuan Nasional Gantz akan memenangkan 38 kursi, dibandingkan hanya 18 untuk Likud Netanyahu dalam Knesset atau parlemen beranggotakan 120 kursi.
Berdasarkan hasil survei, jika pemilihan dilakukan sekarang, koalisi Netanyahu hanya akan memenangkan 45 kursi, sementara partai oposisi mendapatkan 70 kursi.
Netanyahu saat ini tengah dikecam secara domestik karena pemerintahannya gagal memprediksi serangan Gerakan Palestina Hamas pada 7 Oktober, serta penanganannya terhadap krisis sandera Israel.
Israel telah menghantam Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, menewaskan setidaknya 20.057 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai 53.320 lainnya, menurut otoritas kesehatan di enklave tersebut.
Serangan Israel telah meninggalkan Gaza hancur dengan setengah dari stok perumahan di wilayah pantai itu rusak atau hancur, dan hampir 2 juta orang terusir di dalam enklave yang padat penduduk itu akibat kekurangan makanan dan air bersih.
Diperkirakan hampir 1.200 warga Israel tewas dalam serangan Hamas, sementara lebih dari 130 sandera masih berada dalam tawanan.
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.