RIYADH, KOMPAS.TV - Arab Saudi dilaporkan tak sejalan dengan rencana Amerika Serikat (AS) memerangi milisi Houthi Yaman.
Mereka pun dilaporkan terpecah dengan negara tetangganya, Uni Emirat Arab (UEA) terkait upaya menghadapi kelompok militan Yaman tersebut.
AS dilaporkan membuat aliansi bersenjata untuk menghadapi Houthi, setelah kelompok yang didukung Iran tersebut melanjutkan serangan ke kapal-kapal Israel di Laut Merah.
Baca Juga: Netanyahu Ditolak Tentara Israel yang Terluka, Diyakini Gegara Banyak yang Tewas karena Serang Gaza
Perbedaan pandangan antara Arab Saudi, UEA dan AS tersebut dilaporkan oleh Bloomberg berdasarkan informasi dari sumber terdekat masalah itu.
“Perbedaan sikap mereka mempersulit upaya yang dipimpin AS untuk membentuk tanggapan yang koheren terhadap kelompok yang didukung Iran,” bunyi pernyataan sumber tersebut dikutip dari Middle East Monitor, Rabu (20/12/2023).
UEA dikabarkan menginginkan aksi militer dilakukan untuk menghentikan ulang Houthi.
Namun, Arab Saudi menginginkan mengambil pendekatan yang lebih diplomatis, agar tak memprovokasi dan membahayakan perundingan damai yang sedang berlangsung dengan pemerintahan de facto di Sanaa.
UEA juga ingin AS memasukkan kembali kelompok Houthi ke dalam daftar organisasi teroris.
Baik UEA dan Arab Saudi merupakan rekan dalam koalisi Arab yang telah melancarkan perang terhadap Yaman sejak 2015.
Perang tersebut dilakukan dalam upaya mengembalikan pemerintahan Yaman yang diakui secara internasional, setelah digulingkan pada Revolusi 21 September.
Meski berada di kubu yang sama untuk melawan Houthi, kedua negara teluk tersebut kerap tak sependapat atas konflik agenda mereka di Yaman.
Hal itu terlihat dari Saudi yang mendukung milisi pro-pemerintah, sedangkan UEA jadi sponsor bagi kelompok separatis, Dewan Transisi Selatan (STC).
Pada Senin (18/12/2023), Pentagon telah mengumumkan formasi dari inisiatif keamanan multinasional yang disebut Operasi Penjaga Kemakmuran, diisi 10 negara. Termasuk di antaranya Bahrain, Inggris, Kanada, Prancis, Italia, dan Seychelles.
Baca Juga: Pemimpin Houthi Peringatkan AS, Bakal Serang Kapalnya di Timur Tengah jika Pilih Berperang
Gugus tugas tersebut bertujuan mengatasi eskalasi serangan sembrono Houthi yang berasal dari Yaman baru-baru ini.
Namun, Arab Saudi, UEA, serta Mesir tidak termasuk dalam koalisi tersebut.
Sumber : Middle East Monitor
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.