TEL AVIV, KOMPAS.TV - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin, tiba di Tel Aviv, Israel, pada Senin (18/12/2023) kemarin, diharapkan memberikan tekanan kepada Israel untuk menghentikan operasi tempur utama di Gaza.
Kehadirannya juga berupaya mengurangi dampak merusak Israel pada warga sipil Palestina di Gaza.
Sejumlah sekutu terdekat Israel, seperti Prancis, Inggris, dan Jerman, turut bergabung dalam seruan global untuk gencatan senjata pada akhir pekan.
Demonstran Israel juga menuntut pemerintah untuk melanjutkan pembicaraan dengan Hamas terkait pembebasan lebih banyak tawanan setelah tiga orang sandera warga Israel tewas dibunuh pasukan Israel, sebagaimana dilaporkan oleh Associated Press, Senin (18/12).
Pembicaraan dilakukan pada Senin untuk memediasi pembebasan lebih banyak tawanan, ketika Direktur CIA William Burns bertemu di Warsawa dengan kepala agen intelijen Mossad Israel dan perdana menteri Qatar, demikian disampaikan pejabat AS.
Ini merupakan pertemuan pertama ketiganya sejak berakhirnya gencatan senjata seminggu pada akhir November, di mana sekitar 100 tawanan dibebaskan sebagai imbalan pembebasan sekitar 240 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersikeras bahwa Israel akan terus berperang hingga berhasil menggulingkan Hamas dari kekuasaan, menghancurkan kemampuan militer yang tangguh, dan membebaskan puluhan tawanan yang masih ditahan di Gaza sejak serangan mematikan pada 7 Oktober yang memicu perang.
Baca Juga: Publik Israel Memanas Usai Tiga Sandera Warganya di Gaza Ditembak Mati Militer Mereka Sendiri
AS Berupaya Menekan Israel
Lloyd Austin dan Jenderal CQ Brown, Kepala Staf Gabungan AS yang tiba di Tel Aviv hari Senin, diharapkan memberikan tekanan kepada pemimpin Israel untuk beralih ke fase baru perang setelah berminggu-minggu melakukan bombardir berat dan serangan darat.
Pejabat Amerika mendesak operasi yang ditargetkan untuk membunuh pemimpin Hamas, menghancurkan terowongan, dan menyelamatkan tawanan. Seruan tersebut datang setelah Presiden AS Joe Biden memperingatkan Israel kehilangan dukungan internasional karena "pemboman yang tidak membeda-bedakan."
Negara-negara Eropa juga tampak kehilangan kesabaran, "Terlalu banyak warga sipil tewas di Gaza," tulis Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell.
"Tentu saja, kita menyaksikan kekurangan yang mengejutkan dalam operasi militer Israel di Gaza."
Meskipun demikian, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan pekan lalu bahwa negaranya akan melanjutkan operasi tempur utama melawan Hamas selama beberapa bulan ke depan.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.