ANKARA, KOMPAS.TV - Sebuah laporan investigatif terbaru yang dirilis Senin (18/1/2023) terungkap hal menggemparkan saat intelijen Israel memprioritaskan tujuan militer dan politik yang lebih luas daripada keselamatan sandera warga mereka sendiri yang dipegang oleh Hamas.
Bekerja sama dengan situs berita Local Call, majalah online +972 yang berbasis di Tel Aviv seperti dalam laporan Anadolu, Senin (18/12) mengungkap sejak dimulainya konflik terkini di Gaza pada 7 Oktober, kepemimpinan Israel tampaknya mengabaikan pentingnya memastikan keselamatan para sandera.
Temuan mengejutkan ini berasal dari sumber intelijen yang dikutip dalam laporan tersebut.
Laporan tersebut mengungkapkan, sebelum penembakan fatal oleh pasukan Israel terhadap tiga sandera pada Jumat lalu, serangan udara dilakukan tanpa modal intelijen yang memadai mengenai keberadaan lebih dari 240 sandera yang dipegang oleh Palestina.
Pemboman intensif oleh pasukan Israel terhadap Gaza terjadi tanpa pemahaman yang komprehensif mengenai lokasi para sandera.
Sumber-sumber intelijen menyatakan meskipun ada kekhawatiran akan membahayakan nyawa para sandera, serangan udara terus berlanjut.
Baca Juga: Netanyahu Diserang Oposisi Israel, Diminta Berhenti Jadi PM dan Serukan Pemilu Segera Diadakan
Kesaksian dari para sandera Israel yang baru saja dibebaskan, sebagai bagian dari pertukaran tawanan Palestina selama gencatan senjata sementara pada akhir November, menunjukkan ketakutan akan serangan udara dan tembakan Israel menjadi kekhawatiran utama bagi mereka yang ditahan di Gaza.
Laporan itu menekankan banyak sandera ditahan di atas tanah dan bukan di terowongan Hamas, membuat mereka rentan terhadap serangan tersebut.
Mengutip sumber intelijen, laporan tersebut menyoroti, "IDF (Israel Defense Forces) melakukan pengeboman secara meluas, menghancurkan separuh Gaza, sementara hanya punya sedikit informasi intelijen."
Sumber tersebut menekankan meskipun tentara mungkin tidak dengan sengaja menargetkan sandera, mereka dengan sadar melancarkan ribuan serangan dengan menyadari bahwa sandera mungkin terluka.
Baca Juga: Hamas: Tidak akan Ada Pertukaran Tawanan Sebelum Israel Tarik Pasukan dan Gencatan Senjata Permanen
Menurut laporan, dalam beberapa minggu pertama konflik, intelijen yang tidak memadai tentang para sandera, dan keselamatan mereka bukanlah prioritas utama.
Salah satu sumber yang dikutip dalam laporan menyatakan, "Kami tidak memulai hari dengan pembaruan tentang status para sandera. Itu bukan prioritas utama kami saat itu, dan sejujurnya, mereka juga bukan prioritas kami hari ini. Sayangnya, saya tidak berpikir tentara dapat membebaskan para sandera melalui operasi penyelamatan. Saya tidak berpikir kita akan bisa melepaskan sandera tanpa adanya kesepakatan."
Sumber : Anadolu / +972 News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.