NEW YORK, KOMPAS.TV - Amerika Serikat mulai mumet atas keberhasilan Rusia untuk selalu mengacak secara elektronik berbagai bom dan rudal presisi AS yang diberikan kepada Ukraina.
Keunggulan taktis amunisi presisi AS yang diterapkan di Ukraina kini terancam oleh usaha pengacakan elektronik Rusia, ungkap Letnan Jenderal Antonio Aguto, komandan Angkatan Darat AS yang bertanggung jawab atas upaya tersebut, pada Selasa (12/12/2023).
"Upaya merusak beberapa kemampuan presisi kita merupakan sebuah tantangan," ujar Aguto dalam acara yang diadakan oleh Program Executive Office for Command, Control and Communications-Tactical Angkatan Darat AS yang dikutip TASS dari Defence One, Kamis (14/12/2023).
Sejak Desember 2022, Aguto memimpin Security Assistance Group-Ukraine, yang menjadi organisasi utama untuk mengoordinasikan bantuan militer dari sekutu ke Ukraina.
Pejabat pertahanan AS sebelumnya memberitahu CNN bahwa Rusia terus berhasil mengacak secara elektronik berbagai rudal presisi AS yang diberikan ke Ukraina, mengakibatkan mereka menyimpang dari sasaran.
Hal ini memaksa pasukan AS dan Ukraina mencari solusi, seperti modifikasi pada peluncur roket. Rusia kemudian menyusun strategi baru dalam pengacakan, memaksa AS kembali mencari langkah-langkah pencegahan.
Senjata seperti Guided Multiple Launch Rocket System GMLRS, yang dahulu memberikan Ukraina keunggulan di medan perang dengan memindahkan gudang amunisi Rusia di luar jangkauan mereka, kini menghadapi tantangan serius.
Dokumen AS yang bocor juga mengungkapkan bahwa Rusia mengacak secara elektronik bom presisi berpandu GPS yang diberikan oleh AS kepada Ukraina.
Rusia memiliki beragam kemampuan pengacakan canggih, termasuk beberapa alat pengacakan yang mampu memblokir sinyal GPS pada jarak hingga 15 mil.
Baca Juga: Israel Menolak Solusi Dua Negara Juga Tolak Resolusi PBB soal Gencatan Senjata di Gaza
Tentara Ukraina melaporkan pengacakan elektronik Rusia sering kali merusak drone mereka dan mungkin juga menjadi penyebab masalah dalam menggunakan sistem internet satelit Starlink yang populer.
Aguto menegaskan bahwa Pentagon perlu meningkatkan persenjataan dan perlengkapannya agar "tahan dan fleksibel cukup untuk dapat menghadapi apa yang dilakukan lawan kita. Dalam beberapa minggu atau bulan setelah kita menggunakan sesuatu di medan perang, lawan kita dapat menemukan cara untuk mengganggu atau melawan beberapa kemampuan ini."
Selain itu, Aguto menyebutkan perlunya meningkatkan komunikasi antara sekutu, termasuk berbagi informasi mulai dari logistik hingga data medan perang.
Aguto juga mengungkapkan sistem berbagi intelijen medan perang Maven digunakan untuk merencanakan logistik yang mendukung Ukraina, dan alat kecerdasan buatan (AI) mungkin dapat mempercepat proses perencanaan.
Sejalan dengan upaya Angkatan Darat AS untuk mengurangi ukuran pos komando, Aguto juga menyoroti perlunya teknologi pos komando yang "bergerak dan jauh lebih kecil," sambil tetap menyediakan kemampuan yang sama.
Baik Rusia maupun Ukraina melancarkan serangan terhadap kelompok pasukan jauh di belakang garis depan menggunakan senjata pandu presisi, dengan Ukraina dilaporkan berhasil membunuh hingga 12 jenderal Rusia melalui berbagai cara.
Hampir semua kendaraan lapis baja Rusia saat ini dilengkapi dengan sistem perang elektronik Lesochek. Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan hal itu pada sesi tanya jawab langsung dalam konferensi pers akhir tahunnya hari Kamis (14/12/2023), "Lesochek, sebuah sistem baru, terpasang di hampir semua kendaraan lapis baja, tentu saja, sejauh mungkin. Kami akan meningkatkannya, tentu saja," merespons pertanyaan mengenai drone dari koresponden militer Dmitry Kulko.
Sistem perang elektronik Lesochek dirancang untuk menekan saluran kontrol radio ranjau dan alat peledak improvisasi. Rusia baru saja menginstal sistem ini pada tank T-72B3M dan T-80BVM.
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.