GAZA, KOMPAS.TV - Reaksi keras diungkapkan Ketua Hamas Ismail Haniyeh atas berbagai rencana Barat terhadap Gaza pasca-perang.
Pada Rabu (13/12/2023), Haniyeh menegaskan keputusan untuk tak menyertakan Hamas dalam rencana Gaza pasca-perang adalah sebuah delusi.
“Setiap pengaturan apa pun di Gaza atau Palestina tanpa Hamas atau perlawanan, adalah sebuah khayalan,” ujarnya, dikutip dari France24.
Baca Juga: Tak Peduli Seruan Gencatan Senjata, Netanyahu Bertekad Tetap Perang: Tak Ada yang akan Hentikan Kami
Haniyeh mengeluarkan komentar tersebut sehari setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan rencananya terhadap Gaza setelah perang.
Ia menegaskan tak akan mengizinkan siapa pun yang mendukung dan membiayai "terorisme" untuk masuk ke Gaza, wilayah Palestina yang telah diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007.
Meski bereaksi keras, Haniyeh menegaskan ia tetap terbuka untuk perundingan guna mengakhiri serangan Israel ke wilayah berpenduduk sekitar 2,3 juta jiwa itu.
Haniyeh melanjutkan, Hamas siap melakukan pembicaraan yang dapat mengarah ke jalur politik, yang menjamin hak rakyat Palestina atas negera merdeka, dan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Baca Juga: Resolusi Gencatan Senjata di PBB Didukung 153 Negara, Kemlu: Semoga AS Segera Berhenti Dukung Israel
Pemerintah Amerika Serikat (AS) sendiri sudah memiliki rencana jika Hamas yang menguasai Gaza, berhasil dihancurkan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah awal November, mengatakan Otoritas Palestina (PA) yang akan memimpin Gaza di masa depan.
Presiden AS Joe Biden juga menegaskan rakyat Palestina yang harus memimpin Gaza, jika Hamas telah dihancurkan dan perang Hamas-Israel berakhir.
Sumber : France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.