RAMALLAH, KOMPAS.TV - Sebuah survei opini publik yang dipublikasikan lembaga survei Palestina di tengah gempuran Israel menunjukkan kenaikan dukungan terhadap Hamas dan penurunan kepercayaan terhadap Fatah serta Otoritas Palestina (PA). Hampir 90 persen responden pun menginginkan Mahmoud Abbas mundur dari kursi Presiden Otoritas Palestina.
Palestina sendiri memiliki dua pemerintahan. Partai Fatah yang dipimpin Mahmoud Abbas memerintah di Tepi Barat, membentuk Otoritas Palestina. Sedangkan Partai Hamas memerintah di Jalur Gaza.
Palestina tidak menggelar pemilihan umum sejak 2006. Dalam pemilu terakhir tersebut, Hamas memenangkan kursi mayoritas parlemen.
Direktur Pusat Riset dan Survei Kebijakan Palestina (PSR) Khalil Shikaki menyebut survei terkini lembaganya menunjukkan penurunan kepercayaan lebih lanjut terhadap legitimasi Otoritas Palestina.
Baca Juga: Bicara di Kantor PBB, Menlu RI: Pihak yang Mendikte Kita Soal HAM Justru Biarkan Israel Langgar HAM
Shikaki pun menyebut tidak ada cara yang potensial untuk mengembalikan perundingan damai pembentukan negara Palestina. Ia menyebut masa depan Gaza yang terlihat pasca-perang adalah pendudukan Israel yang tidak diketahui ujungnya.
"Israel tertahan di Gaza. Mungkin pemerintahan (Israel) selanjutnya akan memutuskan bahwa Netanyahu tidak seharusnya membuat semua kondisi ini, dan mereka akan menarik diri dari Gaza," kata Shikaki dikutip Associated Press, Rabu (13/12/2023).
"Namun, apa yang kelihatannya akan terjadi di masa mendatang, bagi Israel dan Gaza, adalah pendudukan kembali Israel di Gaza sepenuhnya," lanjutnya.
PSR menyurvei 1.231 responden di Tepi Barat dan Gqaza selama 22 November hingga 2 Desember 2023 dengan batas kesalahan (margin of error) 4 persen. Survei dilakukan ketika Israel-Hamas menyepakati gencatan senjata sementara yang berakhir pad 1 Desember.
Shikaki menyebut batas kesalahan survei lebih tinggi dari biasanya karena eksodus massal penduduk Gaza akibat pengeboman Israel.
Kendati Gaza digempur habis-habisan, 57 persen responden di Gaza dan 82 persen responden di Tepi Barat menilai Hamas bertindak benar dengan menyerang Israel pada 7 Oktober lalu. Mayoritas penduduk Palestina meyakini Hamas ingin melindungi Masjid Al-Aqsa di Yerusalem dari ekstremis Israel dan membebaskan penduduk Palestina yang ditahan.
Hanya 10 persen responden yang meyakini Hamas melakukan kejahatan perang saat menyerang Israel.
Kekecewaan terhadap Otoritas Palestina dan Mahmoud Abbas pun meruncing usai Gaza dibombardir. Sebanyak 88 persen responden menginginkan Abbas mundur.
Di Tepi Barat, 44 persen responden pun mengaku mendukung Hamas, naik 12 persen dari survei pada September 2023. Sedangkan di Gaza, 42 persen responden mendukung Hamas, naik dari 38 persen pada September.
Survei PRS tersebut juga menunjukkan rasa frustrasi Palestina terhadap komunitas internasional, khususnya Amerika Serikat (AS), sejumlah negara Eropa, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Tingkat anti-amerikanisme dan anti-westernisme sangat besar di antara masyarakat Palestina karena posisi yang mereka ambil terkait hukum humaniter internasional dan apa yang terjadi di Gaza," kata Shikaki.
Baca Juga: Turki Sebut Sistem Politik AS Tak Berdaya Atasi Aksi Barbar Israel Tindas Palestina
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.