ANKARA, KOMPAS.TV - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan julukan baru bagi Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Erdogan menegaskan Netanyahu akan dikenal sebagai “Tukang Jagal Gaza” sepanjang sejarah.
Hal tersebut diungkapkan Erdogan, Rabu (29/11/2023), karena Netanyahu telah melakukan kejahatan terbesar dan terkejam di abad ini.
Baca Juga: Terbongkar, Israel Ternyata Tahu Rencana Serangan Hamas Setahun Sebelumnya tapi Sengaja Diabaikan
Dikutip dari Middle East Monitor, Erdogan mengatakan di depan anggota partainya, Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP) bahwa ucapan anggota pemerintahan Netanyahu akan mengurangi gencatan senjata kemanusiaan secara permanen.
Gencatan senjata sendiri akhirnya berakhir, Jumat (1/12/2023), dan Israel langsung melakukan serangan yang menewaskan lebih dari 180 orang di Gaza.
Sejak serangan Israel ke Gaza, dengan dalih pembalasan untuk menghancurkan Hamas pada 7 Oktober, Erdogan menjadi yang kerap mengecam negara zionis itu.
Erdogan sendiri mengonfirmasikan Turki telah mengirimkan 1.500 ton bantuan kemanusiaan untuk Gaza.
Ia pun mengatakan bahwa Gaza telah menjadi sasaran serangan yang paling keji dan tercela dalam sejarah umat manusia sejak 7 Oktober.
Erdogan menyebutkan bagaimana Israel mengebom masjid-masjid, sekolah-sekolah dan rumah sakit dihancurkan, serta tempat-tempat penampungan sengaja dijadikan sasaran.
Bom-bom juga dijatuhkan kepada warga sipil yang terlantar di jalan-jalan.
“Israel membakar dan menghancurkan Gaza selama 50 hari di depan mata seluruh dunia, dan melakukan segala macam kekejaman,” katanya.
Baca Juga: Serangan Israel Berlanjut, PBB: Neraka Dunia Telah Kembali ke Gaza
“Dua pertiga bangunan di Gaza hancur, rusak atau tak dapat dihuni, dan infrastruktur pendidikan runtuh,” ujarnya.
Erdogan pun menekankan bahwa warga Palestina tak akan pernah melupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang yang dilakukan terhadap mereka, dan kelambanan negara-negara Barat.
“Turki akan berusaha dengan segala cara untuk meminta pertanggungjawaban Israel di hadapan hukum internasional,” katanya.
Sumber : Middle East Monitor
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.