GAZA, KOMPAS.TV - Hamas bebaskan delapan sandera pada Kamis (30/12/2023), sebagai pertukaran dengan Israel untuk membebaskan tahanan Palestina.
Pembebasan ini menjadi bagian dari kesepakatan penambahan gencatan senjata di Gaza, yang terjadi di menit-menit terakhir.
Namun pembaruan gencatan senjata, yang kini memasiki hari ketujuh diyakini bakal semakin menegangkan untuk kedua belah pihak.
Baca Juga: Bekas PM Israel Ehud Barak Sebut Hamas Masih Kuat di Gaza Utara dan Selatan: Netanyahu Harus Dipecat
Dikutip dari Associated Press, Hamas diperkirakan akan menetapkan tuntutan lebih banyak bagi sandera yang tersisa.
Hamas dilaporkan membebaskan enam sandera pada malam hari, setelah melepaskan dua wanita Israel di siang hari.
Militer Israel mengungkapkan mereka semua diserahkan ke Palang Merah di Gaza, dan dibawa ke Israel untuk kemudian diteruskan ke rumah sakit dan kemudian bereuni dengan keluarganya.
Pada perjanjian gencatan senjata setidaknya 10 orang Israel yang disandera juga dengan warga negara lain dibebaskan oleh Hamas, ditukar dengan setidaknya 30 tahanan Palestina.
Saat ditanya kenapa Hamas membebaskan kurang dari 10 sandera, Juru Bicara Militer Israel, Laksmana Muda Daniel Hagari mengungkapkan 12 warga Israel telah dibebaskan sehari sebelumnya.
Apa yang dikatakannya menyiratkan bahwa jumlah keseluruhan telah memenuhi tuntutan Israel.
Sementara itu seperti dilaporkan BBC, Badan Penjara Israel mengungkapkan telah membebaskan 30 tahanan Palestina.
j Baca Juga: Xi Jinping Serukan Terwujudnya Negara Palestina yang Merdeka dan Sah
Mereka mengungkapkan pembebasan itu bagian dari kesepakatan perpanjangan gencatan senjata dengan Hamas.
Namun, nama dari tahanan Palestina yang dibebaskan tak diungkapkan.
Media yang terafiliasi dengan Hamas sendiri belum memberikan konfirmasi mengenai pembebasan tahanan.
Sumber : Associated Press/BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.