YERUSALEM, KOMPAS.TV - Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, kembali membebaskan 16 orang yang ditahannya di bawah perjanjian pertukaran tahanan dengan Israel, Rabu (29/11/2023).
Sementara mediator internasional berlomba untuk memastikan perpanjangan gencatan senjata untuk memungkinkan pembebasan tahanan lebih lanjut dan memperpanjang penghentian serangan Israel ke Gaza, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007.
Militer Israel mengatakan Hamas membebaskan sepuluh wanita dan anak-anak Israel serta empat warga negara Thailand.
Di Israel, mereka akan dibawa ke rumah sakit untuk berkumpul kembali dengan keluarga.
Sebelumnya, Hamas juga membebaskan dua wanita berkewarganergaan Rusia-Israel dalam pembebasan yang terpisah.
Dilansir Al Jazeera, pada Kamis (30/11/2023) dini hari waktu setempat, Israel membebaskan 30 anak-anak dan perempuan Palestina.
Salah satu yang dibebaskan adalah aktivis Ahed Tamimi yang tiba di Ramallah setelah dibebaskan dari Penjara Ofer di Israel.
Tamimi, 22 tahun, ditahan Israel dalam serbuan ke Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967, pada 6 November lalu.
Baca Juga: Tingkatkan Prospek Pertukaran Sandera, Israel Perpanjang Gencatan Senjata ke Gaza selama 2 Hari!
Sementara para perunding bekerja keras untuk menuntaskan rincian perpanjangan gencatan senjata lebih lanjut.
Perundingan tampaknya akan menjadi semakin sulit karena sebagian besar tahanan yang ditahan Hamas, telah dibebaskan.
Hamas diperkirakan akan mengupayakan pembebasan yang lebih besar sebagai imbalan atas pembebasan laki-laki dan tentara Israel yang ditahannya.
Tekanan internasional meningkat agar gencatan senjata terus berlanjut selama mungkin setelah hampir delapan minggu Israel membom Gaza.
Dilansir Al Jazeera, per Rabu (29/11) pukul 13.00 WIB, jumlah warga Palestina di Gaza yang tewas akibat serangan Israel telah mencapai sedikitnya 15.000 jiwa sejak 7 Oktober. Dari jumlah tersebut, sedikitnya 6.150 adalah anak-anak.
Kantor media pemerintah di Gaza juga mengatakan sekitar 7.000 orang hilang di bawah reruntuhan, termasuk 4.700 anak dan perempuan.
Dari jumlah korban tewas, terdapat 207 staf medis, 26 anggota tim penyelamat pertahanan sipil dan 70 jurnalis.
Sedangkan di Tepi Barat, sedikitnya 247 orang tewas akibat serbuan pasukan Israel sejak 7 Oktober. Angka tersebut termasuk 57 anak-anak.
Adapun serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, diklaim menewaskan 1.200 orang di Israel.
Baca Juga: Pria yang Didakwa Menembak Mahasiswa Palestina Ternyata Pernah Didakwa Kasus Pelecehan
Sumber : Associated Press, Al Jazeera, WAFA
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.