RAFAH, KOMPAS.TV - Pejuang Hamas membebaskan sepuluh sandera Israel, terdiri dari sembilan perempuan dan seorang gadis berusia 17 tahun. Bersamaan dengan itu, dua warga Thailand juga diserahkan kepada Palang Merah di Gaza dan kembali ke wilayah Israel. Satu jam kemudian Israel membebaskan 30 tahanan Palestina.
Pertukaran sandera itu terjadi di hari kelima gencatan senjata sementara Israel dengan Hamas.
Hamas dan Israel membebaskan lebih banyak sandera dan tahanan berdasarkan gencatan senjata di hari kelima, Selasa, (28/11/2023).
Para sandera yang sudah dibebaskan itu langsung diangkut ke rumah sakit di Israel, seperti laporan Associated Press, Rabu, (29/11/2023).
Proses penyerahan sandera dilakukan di jalanan yang dipenuhi oleh orang-orang yang bersorak gembira, seperti yang terlihat dalam video AP. Di Gaza, seorang gadis Israel berusia 17 tahun terlihat berjalan di samping militan Hamas menuju Jeep Palang Merah yang menunggu, bersama dengan anjing kecilnya yang bernama Bella.
Sebelumnya, Hamas telah mengumumkan nama-nama tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran antara Israel dan kelompok Palestina.
Daftar tersebut mencakup nama 15 anak-anak (12 dari Yerusalem dan tiga dari Tepi Barat) serta 15 perempuan (lima dari Yerusalem dan sepuluh dari Tepi Barat).
Di Tepi Barat yang diduduki, ratusan warga Palestina hari Selasa malam, (28/11/2023) memadati jalan-jalan Ramallah untuk menyambut tahanan Palestina terbaru yang dibebaskan oleh Israel.
Bus Palang Merah membawa para tahanan dari penjara Ofer, sebuah penjara militer Israel di Tepi Barat, ke pusat Ramallah. Beberapa di antaranya kemudian diarak melalui kerumunan oleh warga Palestina.
Baca Juga: Kekejaman di Gaza: 160 Jasad Korban Pengeboman Israel Ditarik dari Reruntuhan Dalam 24 Jam Terakhir
Sejak Jumat lalu, Hamas total telah melepaskan 81 sandera, sebagian besar adalah warga negara Israel. Pembebasan sandera pada hari Selasa membawa total menjadi 60 orang Israel yang dibebaskan selama gencatan senjata ini.
Tambahan 21 sandera, terdiri dari 19 warga Thailand, satu warga Filipina, dan satu warga Rusia-Israel, telah dibebaskan dalam perundingan terpisah sejak gencatan senjata dimulai.
Sebelum gencatan senjata, Hamas telah melepaskan empat sandera Israel, dan pasukan Israel berhasil menyelamatkan satu orang. Dua sandera lainnya ditemukan tewas di Gaza.
Sementara Israel telah membebaskan 180 tahanan Palestina. Sebagian besar dari tawanan warga Palestina yang dibebaskan adalah remaja yang dituduh melempar batu dan bom molotov selama konfrontasi dengan pasukan Israel.
Beberapa perempuan yang dibebaskan sebelumnya dihukum pengadilan militer Israel karena upaya melancarkan serangan mematikan. Para tahanan ini secara luas dianggap oleh warga Palestina sebagai pahlawan yang menentang pendudukan.
Pertukaran ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang sedang berlangsung antara kedua belah pihak. Israel dan Hamas sepakat memperpanjang gencatan senjata hingga Rabu, membuka peluang untuk pertukaran lebih lanjut.
Perpanjangan gencatan senjata akan memungkinkan lebih banyak bantuan masuk ke Gaza, yang telah dilanda beberapa minggu pengepungan dan bombardir Israel yang telah mengusir tiga dari setiap empat penduduk Gaza dari rumah mereka. Wilayah ini dihuni oleh 2,3 juta orang.
Israel menyatakan tetap berkomitmen untuk menghancurkan kemampuan militer Hamas dan mengakhiri pemerintahan kelompok ini selama 16 tahun di Gaza. Hal ini kemungkinan akan berarti perluasan serangan darat dari Gaza utara yang hancur ke selatan.
Sumber : Associated Press / Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.