RAMALLAH, KOMPAS.TV - Politikus Anti-Islam Belanda Geert Wilders langsung membuat komentar rasis terhadap Palestina meski partainya baru saja memenangi pemilu.
Wilders menegaskan dirinya menolak mengakui hak rakyat Palestina atas Tanah Air mereka, Palestina.
Pernyataan Wilders ini pun banjir hujatan, salah satunya dari Kepresidenan Palestina.
Baca Juga: Israel Ternyata Larang Keluarga Tahanan Palestina yang Dibebaskan untuk Rayakan Kepulangannya
“Palestina adalah Tanah Air bersejarah dari rakyat Palestina, yang kemerdekaan negaranya telah diakui secara internasional di Tanah Air ini, bukan di tempat lain,” bunyi pernyataan mereka dikutip dari WAFA.
Kepresidenan menegaskan kembali bahwa pedamaian dan keamanan kawasan hanya dapat dicapai melalui pembentukan negara Palestina.
“Nasib dan pilihan rakyat Palestina ditentukan oleh rakyat Palestina sendiri, melalui perwakilan sah mereka, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO),” bunyi pernyataan Kepresidenan.
“Geert Wilders dan pihak lainnya, terlepas dari posisi atau kekuasaan mereka, tak punya hak untuk menentukan nasib rakyat Palestina,” tambahnya.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut pernyataan Wilders merupakan seruan eskalasi kekerasan terhadap rakyat Palestina.
Juga merupakan campur tangan terang-terangan dalam urusan dan nasib mereka.
Yordania juga mengutuk pernyataan Wilders, dan menyebutnya mengambil posisi rasis dengan menyangkal hak kemerdekaan rakyat Palestina.
“Hari ini, Wakil Perdana Menteri, dan Menteri Luar Negeri serta Urusan Ekspatriat, Ayman Safadi telah menguhubungi koleganya dari Belanda, Hanke Bruin Slot, yang mana ia menegaskan Yordania mengutuk dan menolak posisi rasis yang diumumkan ekstremis Geert Wilder, di mana ia menolak hak yang tak dapat dicabut dari rakyat Palestina atas kebebasan dan negaranya,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Belanda dilansir Anadolu Agency.
Baca Juga: Israel Serang Patroli Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, Tempat Pasukan Indonesia Bertugas
Partai Wilders, Partai Kebebasan atau PVV memenangkan pemilihan umum di Belanda pada 22 November lalu.
Selama lebih dari 20 tahun, Wilder menjadi sosok anti-Islam, mengingat retorika kebenciannya terhadap Islam dan Muslim.
Ia pun kerap menghina Nabi Muhammad dan juga Al-Quran.
Sumber : WAFA/Anadolu Agency
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.